Tulang perempuan, remaja, dan anak-anak yang sudah hancur, belum lama ini ditemukan di situs arkeologi kuno Ringheiligtum Pömmelte atau yang dikenal sebagai ‘Stonehenge Jerman’.
Menurut peneliti, kemungkinan mereka menjadi korban ritual pengorbanan manusia di zaman Perunggu Eropa.
Momen terakhir korban tampaknya penuh dengan momen kekerasan. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Antiquity, diketahui bahwa anggota badan mereka terpisah-pisah, tulang rusuk hancur, dan terdapat trauma pada tengkorak.
Baca juga: Arkeolog Ungkap Rahasia Bagaimana Piramida Bisa Sangat Presisi
Pömmelte diyakini sebagai kompleks monumental Eropa pertama yang sangat penting untuk digali dan dipelajari secara terperinci. Berlokasi di barat daya Berlin, Pömmelte ditemukan pada 1991, dilihat dari atas pesawat.
Karena tata letak dan orientasi astrologi di pintu masuknya, Pömmelte telah lama dibandingkan dengan Stonehenge Inggris yang terkenal.
Tubuh yang rusak dan terpotong-potong ditemukan dalam posisi yang menunjukkan mereka dilempar ke dalam lubang. Bergabung dengan benda-benda ritual seperti pecahan tembikar, bejana, tulang binatang, dan kapak batu.
Para peneliti tidak sepenuhnya mengenyampingkan kemungkinan bahwa kematian korban terjadi karena serangan atau penyerbuan kelompok lain. Namun, karena tidak ada laki-laki di antara mereka, peneliti mengambil kesimpulan bahwa ‘penguburan yang tidak biasa’ itu terkait dengan aktivitas ritual di poros Pömmelte.
Baca juga: Karya Seni dari PD I Tunjukkan Kerinduan Tentara Rusia Pada Kekasihnya
Sementara itu, di wilayah lain di kompleks tersebut, hasil penggalian menunjukkan 13 pemakaman laki-laki berusia 17 hingga 30 tahun yang sangat berbeda dengan kuburan di poros.
Laki-laki ini dikebumikan dengan normal, tubuh mereka yang tanpa luka diarahkan ke timur, mencerminkan kepercayaan pada reinkarnasi setelah kematian. Peneliti mengatakan, para pria mungkin berasal dari status sosial yang tinggi.