Rencana Starbucks dalam Mengurangi Limbah Plastik Terkait Sedotan

By Mar'atus Syarifah, Rabu, 11 Juli 2018 | 09:30 WIB
Salah satu gerai kopi Starbucks (Getty Images/Stock Photo)

Starbucks berkomitmen menghentikan penggunaan sedotan plastik pada tahun 2020. Perusahaan kedai kopi terbesar di dunia ini mengatakan akan mengganti sedotan plastik dengan sippy cup, sejenis gelas dengan lubang pada bagian sisi penutupnya.

Kebijakan yang akan diberlakukan bagi 28.000 gerai di seluruh dunia ini diprediksi dapat mengurangi penggunaan sedotan sebanyak lebih dari 1 miliar dalam setiap tahun.

 “Untuk para partner dan pelanggan kami, ini adalah langkah penting untuk mencapai aspirasi global kami dari kebijakan kopi yang berkelanjutan,” ujar Kevin Johnson, Presiden sekaligus CEO Starbucks.

Baca Juga: Video: Astronaut Jatuh Berkali-kali di Bulan Karena Gravitasi Rendah

Langkah ini penting untuk dilakukan mengingat adanya peningkatan volume limbah plastik.

Lembaga penelitian polusi, Better Alternatives Now memperkirakan 7,5 persen plastik di lingkungan berasal dari sedotan plastik dan pengaduk. Penelitian ini didasari pada sampah yang dikumpulkan oleh sukarelawan di seluruh dunia.

Bahkan, World Economic Forum memperkirakan bahwa pada tahun 2050 jumlah plastik di lautan akan lebih besar dari jumlah ikan.

Selain alasan pencemaran lingkungan, plastik ternyata juga memiliki dampak negatif lainnya bagi kesehatan. Seorang ahli diet sekaligus presiden 80TwentyNutrition.com, Christy Brissette, memaparkan bahwa melalui sedotan, udara akan mengalir langsung menuju salurun pencernaan.

Filipina merupakan salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. (Noel Celis/AFP)

Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada pencernaan, karena saluran pencernaan akan terisi gas.

Menggunakan sedotan juga memicu terbentuknya gigi berlubang. Aliran cairan yang masuk melalui sedotan akan terkonsentrasi pada satu titik tertentu. Jika aliran cairan terpusat pada gigi, maka cairan tersebut dapat mengikis enamel dan menyebabkan kerusakan gigi.

Polypropylene, sebagai bahan dasar sedotoan, meskipun oleh Food and Drug Administration sudah di beri label aman, namun ditemukan bukti bahwa bahan kimia dari polypropylene dapat terserap kedalam cairan minuman dan melepaskan senyawa yang dapat memengaruhi tingkat esterogen, terutama ketika terkena panas, asam, atau sinar UV.

Baca juga: Perang Sepak Bola Antara Honduras dan El Salvador di Babak Kualifikasi Piala Dunia 1970

Sering menggunakan sedotan juga memiliki dampak serupa dengan kegiatan merokok, yaitu muncul kerutan pada bibir. Menyesap minuman melalui sedotan juga berkontribusi dalam peningkatan asupan gula yang berlebihan.

Orang-orang yang sering menggunakan sedotan tidak dapat memperkirakan jumlah asupan cairan yang masuk ke dalam tubuh.