Mengapa Anak-anak yang Sukses Diselamatkan dari Gua Harus Dikarantina?

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 11 Juli 2018 | 12:15 WIB
Anak-anak yang terjebak dalam gua. (Royal Thai Navy)

Operasi penyelamatan tim sepak bola yang terjebak di gua Thailand akhirnya selesai pada Selasa (10/7) kemarin. Kedua belas anak dan pelatihnya berhasil dikeluarkan dari gua setelah terperangkap selama lebih dari dua minggu.

Namun, sebelum kembali ke keluarga mereka, anak-anak yang selamat tersebut harus dikarantina dulu di rumah sakit untuk memastikan mereka tidak terinfeksi apa pun dari gua. Seperti yang kita tahu, gua merupakan ‘cawan petri’ bagi bakteri dan virus.

Dilansir dari CBS News, orangtua anak-anak tersebut sudah diperbolehkan untuk mengunjungi mereka di rumah sakit. Orangtua empat anak yang pertama kali diselamatkan, harus mengenakan masker wajah dan berdiri dengan jarak enam kaki dari mereka.

Sementara, orangtua yang lainnya, hanya bisa melihat anak-anaknya dari jendela kaca. Ini dilakukan untuk meghindari risiko infeksi.

Baca juga: Agen Saraf Novichok, Racun Buatan Uni Soviet yang Sangat Mematikan

“Kekhawatiran terbesar dari gua adalah keberadaan kelelawar. Kita tahu bahwa hewan iru bisa menularkan berbagai penyakit – termasuk rabies,” kata dr. Amesh Adalja dari Center for Health Security.

Selain kelelawar, makhluk hidup lain di dalam gua juga bisa ‘menyebarkan’ masalah.

“Jenis jamur tertentu dapat berkembang pada kotoran kelelawar. Menghirup spora jamur dapat menyebabkan infeksi paru-paru. Juga cryptococcosis atau histoplasmosis, yang dikenal dengan nama ‘penyakit gua’,” paparnya.

Namun, gejala penyakit jamur itu mungkin tidak akan muncul selama masa karantina. Menurut Adalja, dalam beberapa kasus, perlu waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun bagi jamur untuk menyebabkan masalah pada tubuh.

Oleh sebab itu, jika sakit di kemudian hari, anak-anak dan pelatihnya ini harus menjelaskan keadaan mereka yang pernah terjebak di gua kepada dokter yang memeriksanya.

Kekhawatiran lainnya adalah leptospirosis, infeksi bakteri yang dapat memicu pendarahan di paru-paru. Bahkan dapat menyebabkan meningitis (peradangan di selaput otak dan sumsum tulang belakang).

Namun, di balik penyakit-penyakit ‘eksotis’ tersebut, dokter juga harus fokus pada hal-hal dasar. Sebagai contoh, anak-anak mungkin mengalami masalah gastrointestinal karena sanitasi yang buruk di gua.