Makanan Terakhir Ötzi Si Manusia Es Sebelum Terbunuh 5300 Tahun Lalu

By Gita Laras Widyaningrum, Jumat, 13 Juli 2018 | 15:46 WIB
Peneliti mengambil sampel dari perut Otzi untuk mengetahui makanan terakhir yang dikonumsinya sebelum tewas. (South Tyrol Archaeology Museum, Eurac/M. Samadelli)

Dua jam sebelum pembunuhan kejinya, Ötzi, si manusia es yang terawetkan secara alami 5300 tahun lalu, mengunyah beberapa makanan lezat seperti daging rusa merah, ibex (sejenis kambing), sereal yang terbuat dari gandum, dan pakis beracun. Makanan terakhir Ötzi ini dipaparkan peneliti pada studi terbaru mereka.

Masih belum jelas mengapa Ötzi bisa mengonsumsi pakis beracun tersebut. Namun, ada kemungkinan ia menggunakan tanaman tersebut untuk membungkus makanannya, lalu tanpa sengaja menelan spora beracun yang tertinggal.

Atau, bisa jadi Ötzi mengonsumsi pakis untuk mengobati gangguan pencernaannya.

“Tampaknya Ötzi memakan pakis tersebut secara rutin. Jadi seperti obat yang diminum untuk melawan parasit,” kata Albert Zink, peneliti senior dan pemimpin Eurac Research Institute for Mummy Studies, di Bolzano, Italia.

Hasil studi ini didapat setelah melakukan penelitian mendalam pada perut mumi manusia es.

Baca juga: Bukti Ritual Pengorbanan Manusia Ditemukan di ‘Stonehenge’ Jerman

Ötzi pertama kali ditemukan pada 1991 oleh pendaki Jerman di pegunungan Alpen Italia. Saat Helmut dan Erica Simon sedang mendaki Alpen, tanpa sengaja mereka menemukan mayat pada sebuah cekungan.

Awalnya, jasad itu diduga milik pendaki lain yang baru meninggal. Namun, hasil analisis menunjukkan bahwa ia sudah mati dalam waktu yang sangat lama – berusia lebih dari 5000 tahun. Ötzi diduga tewas akibat dibunuh dengan panah dan mengalami pendarahan yang masif di bahu kirinya.

Sejak saat itu, para peneliti mulai mengumpulkan detail kehidupan Ötzi dengan mempelajari jasad dan barang-barangnya – termasuk 61 tato di tubuhnya, gigi yang buruk, arthritis, dan penyakit Lyme.

Meski begitu, pola makan manusia es ini sangat sulit dipahami. Para peneliti sama sekali tidak tahu di mana posisi perut Ötzi kala itu.

Kini, berkat pindai CT, diketahui bahwa perut manusia es ini telah berpindah selama proses mumifikasi. Ilmuwan pun langsung menganalisis isi perut sehingga mereka bisa mengetahui apa yang Ötzi telan sebelum kematiannya.

Satu hal pasti: makanan terakhir yang dikonsumsi Ötzi mengandung lemak yang tinggi. Namun, itu bukan keju seperti yang diperkirakan peneliti sebelumnya. Makanan kaya lemak itu kemungkinan adalah ibex .

Penemuan ini cukup masuk akal, mengingat Ötzi memiliki intoleransi laktosa yang membuatnya sulit mengonsumsi makanan dari bahan dasar susu seperti keju. 

Baca juga: Perubahan Iklim Menenggelamkan Kekayaan Arkeologi di Arktika

Ötzi membutuhkan kalori dari makanan dengan lemak tinggi untuk membantunya bertahan hidup di pegunungan Alpen.

"Lingkungan yang dingin sangat menantang bagi fisik manusia. Oleh karena itu, kita membutuhkan pasokan nutrisi yang optimal untuk menghindari kelaparan dan kehilangan energi,” papar Zink.

“Ötzi si manusia es tampaknya sadar bahwa lemak merupakan sumber energi yang sangat baik,” imbuhnya.

Peneliti mengatakan, belum diketahui apakah daging yang dimakan Ötzi masih segar atau sudah dikeringkan. Ia kemungkinan mengonsumsi makanan tersebut antara 30 menit dan dua jam sebelum dibunuh.

Selanjutnya, tim peneliti berencana untuk mempelajari mikrobiome Ötzi. “Kami akan mencoba merekontruksinya sebanyak mungkin dan membandingkannya dengan manusia modern untuk melihat bagaimana perubahan bakteri selama ribuan tahun," kata Zink.

Studi ini dipublikasikan pada jurnal Current Biology.