Baca juga: Kisah Dua Pengantin Anak Suriah yang Menikah di Usia 14 Tahun
Nurul Abzer, remaja berusia 18 tahun di kamp pengungsian, bercerita, saat final Piala Dunia, banyak orang mengerubungi satu televisi untuk menyaksikan momen bersejarah tersebut. Ia menunjukkan gubuk terpal di atas tanah kotor, tempat para penggemar sepak bola berkumpul setelah sibuk di sore hari.
Puluhan anak-anak bermain sepak bola tanpa alas kaki, menghindari lubang berlumpur untuk menyasar gawang yang dibatasi dengan ranting. Tendangan-tendangan yang menyimpan mengarahkan bola ke gubuk-gubuk di sekitar lapangan.
Pertandingan berhenti ketika wasit meniupkan peluit. Mereka harus bergantian dengan para pria dewasa yang juga ingin bermain sepak bola.