Mengapa Makam Keturunan Bangsa Viking Bisa Ditemukan di Italia?

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 25 Juli 2018 | 18:07 WIB
Salah satu kerangka yang ditemukan di Sisilia. (Sławomir Moździoch/Polish Academy of Sciences)

Sepuluh makam yang berada di dekat gereja abad pertengahan di Sisilia, Italia, mengarahkan kepada penemuan langka: sisa-sisa tulang keturunan bangsa Viking.

Para arkeolog menemukan pemakaman berusia 800 tahun di dekat gereja San Michele del Golvo. Orang-orang yang dikubur kemungkinan adalah bangsa Norman, kelompok yang berkembang ketika Viking menetap di utara Prancis dan mendirikan kadipaten mereka sendiri.

“Tidak diragukan lagi, beberapa mayat yang dimakamkan di sana adalah anggota elit atau pendeta, dilihat dari bentuk kuburannya,” kata Sławomir Moździoch, pemimpin penggalian dan arkeolog di Institute of Archaeology and Ethnology of the Polish Academy of Sciences.

Baca juga: Arkeolog Temukan Gigi Susu Anak-anak Berusia 560 Ribu Tahun

Setelah meneliti sepuluh makam tersebut, Moździoch dan rekannya menyatakan bahwa tiga di antaranya merupakan milik seorang wanita dan dua anak-anak.

Tidak ada barang yang ditemukan dalam makam. Namun, pemeriksaan visual yang dilakukan antropolog, membantu tim menemukan fakta bahwa kerangka tersebut berasal dari Eropa Barat – kemungkinan adalah bangsa Norman dari utara Prancis.

“Berdasarkan keterangan antropolog lokal, ketinggian dan lebar kerangka yang terkubur di sana sesuai dengan ciri-ciri bangsa tersebut,” imbuhnya.

Baca juga: Gelombang Panas Memunculkan Sejumlah Situs Sejarah yang Hilang

Lalu bagaimana mereka bisa berakhir di Italia?

Menurut Encyclopedia Britannica, bangsa Norman menjalankan beberapa ekspedisi ke selatan Italia dan Sisilia. Juga Inggris, Skotlandia, dan Irlandia.

“Di pertengahan abad 11, pulau Sisilia direbut kembali dari bangsa Arab oleh bangsawan Norman, Roger de Hauteville,” tutur Moździoch.

 “Bentuk dan arsitektur gereja memiliki kekhasan Eropa Barat. Ini mengindikasikan pembuat dan penggunanya berasal dari Normandia dan utara peninsula Apennine,” pungkasnya.