Iptek Penerbangan dan Antariksa Mampu Tingkatkan Pariwisata Indonesia

By Mar'atus Syarifah, Kamis, 26 Juli 2018 | 15:50 WIB
Di tepi pantai Tinabo, pengunjung destinasi wisata di kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Kepulaua (Sanovra Jr/Tribun Timur)

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki jumlah pulau sekitar 17.000 dan garis pantai lebih dari 100.000 kilometer—terpanjang kedua setelah Kanada. Sayangnya, jangkauan sarana, prasarana, dan insfrastrukturnya masih belum banyak diperhatikan oleh pemerintah.

Melalui "Seminar Nasional Iptek Penerbangan dan Antariksa" (Siptekgan) ke-22 yang diadakan oleh LAPAN (24/7/2018), Amich Alhumami, berharap dengan pengembangan sektor penerbangan dan antariksa mampu membuka isolasi pada pulau pulau kecil di Indonesia.

Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan kebudayaan Bappenas tersebut mengungkapkan keantariksaan di Indonesia memiliki tiga tujuan utama, yaitu untuk kepentingan militer, ekonomi, dan sipil. Dari ketiga bidang tersebut, Amich Alhumami menitikberatkan pada bidang sipil yang terfokus pada pembukaan isolasi daerah-daerah terpencil Indonesia.

Baca Juga: Bentuk Rumit Otak Einstein dan Pengaruhnya Terhadap Kecerdasan

Menurut Amich Alhumami, Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan. Kekayaan yang paling menonjol adalah kekayaan bahari. Jika saja potensi kemaritiman Indonesia dapat digali, maka hal tersebut dapat memberikan keuntungan yang luar biasa. Dengan memanfaatkan Iptek untuk membuka isolasi daerah-daerah terpencil, diharapkan dapat mendorong kemandirian industri dan wisata bahari.

Amich Alhumami (Mar'atus Syarifah)

Mengutip pidato Bung Karno, Amich Alhumami mengingatkan kembali bahwa terdapat dua hal yang harus dikuasi untuk mengelola suatu negara dan mengatasi kendala geografisnya. Dua hal tersebut adalah teknologi nuklir dan teknologi dirgantara. Pesan Bung Karno tersebut berhasil diterjemahkan oleh presiden ketiga, B.J. Habibie melalui pesawat N-250.

Amich Alhumami menegaskan bahwa daerah-daerah yang terisolasi belum dapat tereksplorasi dengan baik dikarenakan kurangnya instrumen atau teknologi yang dimiliki. Diakui oleh beliau bahwa sebenarnya sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia sudah sangat mampu, namun karena kendala teknologi, riset-riset yang dilakukan masih terbatas.

Baca Juga: Danau Raksasa Ditemukan di Mars, Dapat Menunjang Kehidupan?

Salah satu cara untuk membuka isolasi pada daerah-daerah terpencil adalah melalui transportasi. Selama terdapat transportasi yang mampu mendukung akses menuju daerah-daerah terpencil di Indonesia, maka wisatawan akan banyak yang tertarik untuk berkunjung.

"daerah-daerah terpencil di Indonesia sangatlah eksotik, jika saja difasilitasi dengan jalur-jalur untuk membuka isolasi tersebut, maka akan mampu memunculkan banyak tempat wisata baru," ungkapnya.

Dalam presentasinya, Amich Alhumami juga memperingatkan agar jangan sampai daerah-daerah terpencil justru dieksplorasi oleh orang asing hanya karena Indonesia tidak mampu mengksplorasi daerahnya sendiri.

Dengan berinvestasi pada insfrastruktur Iptek, Amich Alhumami yakin bahwa Indonesia mampu mengembangkan riset-riset inovatif yang nantinya berguna bagi ekonomi nasional.

Ditambah saat ini sumber pembiayaan lebih terbuka, dimana swasta dapat ikut serta dalam pengembangan teknologi, khususnya penerbangan dan keantariksaan. Sehingga, seharusnya tidak ada yang mampu menghalangi munculnya inovasi-inovasi teknologi yang mampu menunjang kepentingan nasional.