Video: Ketika Meteorit Menabrak dan Terjatuh di Bulan

By Gita Laras Widyaningrum, Jumat, 3 Agustus 2018 | 14:54 WIB
Bulan. (NASA)

Nationalgeographic.co.id - Ada banyak bebatuan di luar angkasa. Mereka berputar dengan cepat dan terkadang menabrak objek-objek lainnya. Untuk Bumi, atmosfer membakar sebagian besar bebatuan yang datang sehingga tidak membahayakan kita.

Namun, hal demikian tidak terjadi di Bulan. Teleskop ESA menangkap gambar dua tubrukan meteorit ke Bulan, dalam 24 jam.

Dua tumbukan tersebut terjadi pada 17 dan 18 Juli, kemungkinan berasal dari puing-puing hujan meteor Alpha Capricornids, peristiwa tahunan yang terjadi ketika Bumi dan Bulan melintasi ekor komet 169P/NEAT.

Baca juga: Manusia Belum Bisa Menempati Planet Mars, Apa Alasannya?

Kejadian jatuhnya meteorit di satelit Bumi tersebut, sering disebut dengan fenomena bulan sementara. Prosesnya cukup sulit untuk dipelajari, sebab jika berkedip sebentar, Anda bisa melewatkannya.

Meski begitu, fenomena ini benar-benar memberikan informasi berharga tentang seberapa banyak batu yang beterbangan di luar angkasa.

Program Moon Impacts Detection and Analysis System (MIDAS) mengerahkan kekuatan tiga observatoriumnya di seluruh Spanyol untuk mengidentifikasi kilatan yang muncul akibat tubrukan meteorit di Bulan.

“Dengan mempelajari meteorit di Bulan, kita bisa mengetahui berapa banyak yang menabraknya dan seberapa sering terjadi. Kita juga bisa menyimpulkan kemungkinan dampaknya pada Bumi,” kata Jose Maria Madiedo, ahli astrofisika dari University of Huelva, Spanyol.

Baca juga: Apa yang Seharusnya Manusia Lakukan Bila Asteroid Jatuh ke Bumi?

Agar lebih mudah mendeteksinya, peneliti selalu mencari kilat di sisi ‘gelap’ Bulan, posisi yang berada jauh dari Matahari sehingga memunculkan bayangan. Cahaya dari tabrakan meteroit lebih mudah dilihat di wilayah bayangan tersebut.