NASA Berhasil Ciptakan Titik Terdingin di Seluruh Alam Semesta

By Mar'atus Syarifah, Kamis, 9 Agustus 2018 | 14:21 WIB
grafik yang munujukkan kerapatan perubahan awan atom saat didinginkan mendekati nol mutlak (NASA)

Nationalgeographic.co.id - NASA telah menciptakan titik terdingin di alam semesta dengan tingkat dingin hingga sepersepuluh miliar kelvin.

Sebuah tim di stasiun luar angkasa internasional (ISS) menggunakan kotak kecil berisi laser dan ruang hampa udara sebagai tempat atom-atom yang membeku. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana gravitasi berinteraksi dengan materi pada skala terkecil.

Mereka menciptakan ultra-cold clouds dari atom yang dikenal sebagai Bose-Einstein condensates (BECs) di orbit untuk pertama kalinya.

BECs pertama kali dibuat di laboratorium pada tahun 1995. Namun, sebenarnya BECs pertama kali diprediksi oleh fisikawan Satyendra Nath Bose dan Albert Einstein 71 tahun yang lalu. Kemudian, tahun 2001, Eric Cornell, Carl Wieman dan Wolfgang Ketterle menerima hadiah nobel sebagai orang pertama yang menciptakan dan mengkarakterisasikan BECs di laboratorium.

Baca Juga: Spons Menjadi Sarang Bakteri Walau Sering Terkena Sabun Cuci Piring

"Memiliki eksperimen BECs yang beroperasi di stasiun luar angkasa adalah mimpi yang menjadi kenyataan, Ini adalah jalan yang panjang dan sulit untuk sampai ke sini," kata Robert Thompson, salah satu ilmuwan.

Penelitian tersebut memiliki harapan besar untuk membuka jalan bagi peningkatan sensor, komputer kuantum, dan jam atom untuk navigasi ruang angkasa.

Peneliti menggunakan ruang khusus di ISS yang disebut Cold Atom Laboratory (CAL) yang memanipulasi gas kuantum dalam gravitasi mikro. CAL yang dilengkapi dengan laser dan magnet dapat membekukan dan memperlambat awan atom menjadi pecahan di atas nol mutlak, atau yang dikenal sebagai nol Kelvin (-273,15 derajat Celsius atau -459,667 Fahrenheit). CAL mampu membekukan awan atom hingga sepersepuluh miliar derajat di atas nol mutlak.

BECs digambarkan sebagai keadaan dari lima materi, terpisah dari gas, cairan, padat dan plasma. Kelima materi tersebut diamati melalui fenomena kuantum mikroskopis.

Dengan menempatkan BECs ke dalam suhu yang rendah, para ilmuwan berharap mereka bisa mendapatkan gagasan tentang bagaimana empat kekuatan fundamental (Gaya Gravitasi, Angkatan Nuklir Lemah, Gaya Elektromagnetik dan Kekuatan Nuklir Kuat) melebur menjadi satu.

Sejauh ini, mekanika kuantum telah dapat mengidentifikasi bagaimana tiga dari empat kekuatan fundamental berjalan bersama.

Baca Juga: Kesehatan dan Umur Panjang Terkandung di Balik Pedasnya Si Cabai

CAL telah diluncurkan pada bulan Mei. Pengembangan CAL yang dimulai dari tahun 2012 tersebut direncanakan akan beroperasi hingga tahun 2020.

"CAL adalah instrumen yang sangat rumit, biasanya, eksperimen BECs melibatkan peralatan yang banyak mengisi ruangan dan membutuhkan pemantauan yang konstan oleh para ilmuwan, sedangkan CAL hanya ruang kecil yang dapat dioperasikan dari Bumi," ucap Robert Shotwell, seorang ahli teknik astronomi.