Nationalgeographic.co.id - Jumlah terwelu (kelinci gunung) di dataran tinggi Skotlandia bagian timur telah menurun kurang dari 1% dari 60 tahun lalu.
Pusat ekologi dan hidrologi setempat mencatat bahwa dari 1954 hingga 1999, populasi terwelu di situs moorland menurun hampir 5% setiap tahun. Peneliti mengatakan bahwa penurunan tersebut dikarenakan perubahan penggunaan lahan. Habitat terwelu diubah oleh sekelompok orang untuk perburuan belibis hingga penanaman hutan konifer.
Kondisinya semakin parah dari waktu ke waktu. Dari 1999 hingga 2017, penurunan meningkat drastis menjadi lebih dari 30% setiap tahun.
Baca Juga: Dapatkah Ilmuwan Mendeteksi Virus ‘Zombie’ Sebelum Wabah Merebak?
Sedangkan di situs pegunungan Alpen, jumlah terwelu berfluktuasi. Secara keseluruhan jumlahnya meningkat hingga tahun 2007. Namun, kemudian menurun, meskipun tidak ke posisi terendah seperti yang terjadi di Skolandia.
“Studi ini menemukan penurunan jangka panjang pada terwelu di moorland, tetapi tidak di Alpen, penurunan menjadi lebih cepat setelah tahun 1999 pada saat kelinci dimusnahkan dengan virus yang ditularkan oleh kutu,” kata salah satu peneliti.
Meski demikian, penjaga lahan dan manajer perkebunan setempat mengaku bahwa pemusnahan yang dilakukan tidak melampaui batas. Dalam penyebaran kutu, mereka mengaku menerapkan kebijakan yang ada untuk melindungi pepohonan dan menjaga lingkungan yang rapuh.
“Sebelum tahun 1999, penurunan dikaitkan dengan penanaman konifer dimana pengelolaan belibis hadir,” kata peneliti.
Baca juga: Inilah Makhluk Tercepat di Bumi, Anda Tidak Akan Bisa Menangkapnya
Dr. Adam Watson, selaku peneliti utama mengatakan bahwa ia telah menemukan penurunan jumlah hewan-hewan dengan angka sangat memprihatinkan. Temuan tersebut terungkap setelah musim penembakan belibis tahunan berlangsung.
“Kami membutuhkan dukungan dari pemerintah Skotlandia untuk mengambil tindakan guna membantu mamalia ikonik bukit ini, saya berharap mereka akan mendengarkan suara dari hasil penelitian ini,” kata Dr. Adam Watson.