Selain Berdampak Buruk Bagi Lingkungan, Sedotan Plastik Juga Tak Sehat

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 16 Agustus 2018 | 17:57 WIB
Minuman dengan sedotan dan wadah plastik. (Maryviolet/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Sedotan plastik sering dikaitkan dengan dampak buruk terhadap lingkungan. Terutama membahayakan hewan-hewan laut. Isu ini akhirnya membuat beberapa kota seperti Malibu, Seattle, dan Vancouver, melarang penggunaan sedotan plastik sekali pakai.

Namun, tidak hanya merugikan lingkungan, sebuah artikel yang dipublikasikan di Washington Post menyoroti dampak lain dari sedotan plastik: yakni berbahaya bagi kesehatan manusia.

Baca juga: Video: Gelombang Penuh Sampah Menerjang Pinggir Pantai di Filipina

Menurut Christy Brissette, penulis dan ahli gizi, sebaiknya kita benar-benar menghindari penggunaan sedotan plastik. Alasan utamanya, minum melalui sedotan dapat menyebabkan lebih banyak udara yang masuk ke sistem pencernaan sehingga meningkatkan kemungkinan mengalami perut kembung dari apa pun yang Anda minum.

Itu juga dapat meningkatkan risiko gigi berlubang karena sedotan cenderung mengirim minuman manis dan asam ke celah-celah gigi, serta menimbulkan kerutan yang sama seperti yang terjadi pada perokok di sekitar mulut mereka.

Meski begitu, menurut Brisette, dari apa sedotan terbuat adalah yang paling penting untuk diperhatikan. Polipropilena, atau polimer termoplastik, dapat merembes ke dalam air dan dapat memengaruhi kadar estrogen manusia.

Baca juga: Ilegal, Polandia Mengirimkan Kembali Seribu Ton Limbah Ke Inggris

Jolene Brighten, dokter naturopati dan pendiri Rubus Health, mengatakan, ide yang bagus untuk menghindari makan dan minum dari plastik.    

“Plastik pada umumnya menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan dengan melenyapkan penghalang endokrin (zat kimia yang mengganggu hormone Anda). Saya merekomendasikan Anda untuk menghindari plastik sebisa mungkin, terutama yang bersentuhan dengan makanan dan minuman,” paparnya.           

Jadi, selain fakta bahwa pada tahun 2050, plastik di lautan kita akan lebih banyak dibanding populasi ikan, seharusnya ini berfungsi sebagai motivasi tambahan untuk mengatakan tidak pada sedotan plastik. Anda bisa menggantinya dengan alternatif yang menopang keberlangsungan Bumi.