Bukan Hanya Penuaan, Keriput Juga Menandakan Tingkat Kesehatan Jantung

By Mar'atus Syarifah, Senin, 27 Agustus 2018 | 15:36 WIB
Keriput juga bisa menandakan seberapa besar kesehatan jantung seseorang (robertprzybysz/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Keriput biasanya diasosiasikan dengan tanda-tanda penuaan. Semakin tua seseorang, maka tidak heran jika kerutan wajah semakin banyak muncul. Namun, penelitian terbaru juga menemukan bahwa keriput tidak hanya menjadi tanda penuaan seseorang. Namun keriput juga bisa menjadi tanda kesehatan jantung seseorang.

Para peneliti dari Rumah Sakit Toulouse University mengatakan bahwa orang-orang dengan kerutan dahi 10 kali lebih rentan terserang penyakit kardiovaskular daripada mereka yang memiliki kerutan di kening. Penemuan tersebut bisa menjadi indikator bagi dokter untuk lebih memerhatikan ketika menilai atau bertemu dengan pasien yang lebih tua.

Baca Juga: Rekaman Berusia 40 Tahun Ditemukan, Satu Misteri Bulan Terungkap

“Kami menjelajahi kerutan dahi sebagai penanda karena hal tersebut sangat sederhana dan terlihat. Hanya dengan melihat wajah seseorang kita bisa membunyikan alarm dan kita bisa memberi saran untuk menurunkan risiko,” kata peneliti, Yolande Esquirol.

Seiring bertambahnya usia, risiko penyakit kardiovaskular dapat meningkat secara alami. Melalui penelitian tersebut, para peneliti percaya bahwa mereka dapat membantu mengidentifikasi sejak dini siapa saja yang berisiko terserang penyakit. Sehingga, dokter dan tenaga medis dapat sesegara mungkin menangani pasien dan memungkinkan perubahan medis yang dapat membantu memperpanjang hidup seseorang.

Penelitian tersebut melibatkan 3.200 orang dewasa sehat dengan usia 32, 42, 52, atau 62 tahun. Selama 20 tahun, peserta diperiksa dan dinilai untuk tingkat kerutan yang dimiliki. kerutan tersebut diukur bedasarkan jumlah kedalaman garis di seluruh alis mereka. Peserta yang tidak memiliki kerutan diberikan nilai nol, sedangkan peserta dengan kerutan yang banyak dan dalam diberikan nilai tiga.

Pada akhir periode penelitian, 233 peserta diantaranya telah meninggal dunia. Para peneliti menghitung bahwa 15,2 persen dari peserta yang meninggal merupakan peserta yang kerutannya diberi nilai dua atau tiga. Sedangkan 6,6 persen dari peserta yang meninggal merupakan peserta dengan nilai kerutan satu dan 2,1 persen merupakan peserta dengan nilai kerutan nol.

Baca Juga: Kisah Orang-orang Spanyol yang Memilih Tinggal di Dalam Gua Purba

Setelah mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, denyut jantung, dan pengukuran kesehatan lainnya, peneliti menemukan bahwa peserta dengan nilai kerutan dua atau tiga ternyata 10 kali lebih berisiko terhadap kematian akibat penyakit jantung.

Lebih lanjut, Esquirol mengatakan bahwa kerutan pada dahi bisa jadi penanda penyakit arteri yang disebut aterosklerosis. Penemuan tersebut diakui sebagai penemuan yang pertama kali menghubugkan antara risiko kardiovaskular dengan kerutan pada dahi. Sehingga, kedepannya penelitian tersebut sangat penting untuk dikonfirmasi.

Adapun alasan mengapa kerutan dikaitkan dengan kesehatan jantung, peneliti percaya bahwa aterosklerosis memainkan peran. Pembuluh darah di dahi sangatlah kecil dan berpotensi lebih sensitif terhadap pertumbuhan plak arteri, sehingga nampak jelas letak hubungannya.