Ilmuwan Temukan Hubungan Polusi Udara Dengan Penyakit Ginjal Kronis

By Mar'atus Syarifah, Selasa, 28 Agustus 2018 | 11:43 WIB
Wanita Cina memakai masker karena kabut asap yang disebabkan oleh polusi udara. (Lutfi Fauziah)

Nationalgepgraphic.co.id - Sebagian besar manusia mungkin sudah paham betul hubungan antara pencemaran udara dengan risiko kesehatan, khususnya gangguan pernapasan. Namun, sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS One menunjukkan bahwa polusi udara juga dapat memicu hal lain selain kesehatan pernapasan.

Penelitian yang dilakukan oleh University of Michigan ini menemukan bahwa polusi udara dapat memicu penyakit ginjal kronis. Penyakit tersebut jauh lebih berisiko pada penderita diabetes, kegemukan, tekanan darah tinggi atau orang dengan risiko penyakit jantung. Apabila ginjal seseorang rusak, maka ginjal tersebut tidak lagi dapat menyaring darah dengan benar.

Lantas, bagaimana cara polusi udara mengancam kesehatan ginjal?

Baca Juga: Piramida Raksasa, Kota yang Hilang, dan Ritual Pengorbanan Manusia Terungkap di Tiongkok

"Mirip dengan merokok, polusi udara mengandung racun berbahaya yang secara langsung dapat mempengaruhi ginjal. Ginjal memiliki volume aliran darah yang besar dan jika ada yang membahayakan sistem peredaran darah, ginjal akan menjadi yang pertama merasakan dampaknya," ungkap Jennifer Bragg-Gresham, MS, Ph.D., peneliti sekaligus ahli epidemiologi.

Lebih lanjut peneliti juga menjelaskan bahwa polusi udara mengandung partikel halus, atau PM2.5, yang merupakan campuran partikel mikroskopis. Partikel tersebut hampir tanpa bobot, sehingga dapat tinggal di udara lebih lama. Hal tersebut membuat manusia secara teratur menghirup tanpa menyadarinya. PM2.5 selama ini diketahui dapat menyebabkan efek kesehatan yang serius ketika sering dihirup. Sialnya, PM2.5 hampir tidak mungkin dihindari.

Selain itu, polusi udara juga mengandung logam berat seperti timbal, merkuri dan kadmium. Kandungan tersebut semuanya diketahui berdampak negatif pada ginjal.

Dengan meninjau data kualitas udara dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, peneliti menemukan adanya hubungan antara tingkat penyakit ginjal kronis dengan konsentrasi PM2.5.

Baca Juga: Bukan Hanya Penuaan, Keriput Juga Menandakan Tingkat Kesehatan Jantung

"Jika Anda melihat daerah yang tercemar berat dibandingkan dengan daerah yang kurang tercemar, Anda akan menemukan lebih banyak penyakit ginjal kronjs," kata rekan peneliti, Rajiv Saran, MD.

Peneliti juga menemukan bahwa kegiatan sehari-hari, seperti memasak dan mengemudi, turut serta menyubangkan polusi udara. Kontributor lainnya adalah merokok, membakar kayu, produk semprot yang dikemas, peralatan rumah tangga, dan yang sudah pasti, emisi industri dan kendaraan.

Karena hal tersebut, peneliti menyarankan agar lebih berhati-hati terhadap paparab polusi udara. Terutama orang-orang yang tinggal di kota-kota yang padat penduduk atau tercemar.

"Di daerah-daerah yang sangat tercemar, pertimbangkan untuk menggunakan masker yang menutupi hidung dan mulut Anda. Membatasi jam di luar dan membatasi jam-jam panjang untuk bekerja di lalu lintas tinggi juga," lanjut Rajiv Saran.