Mengapa Erupsi di Siberia Menjadi Erupsi Terdahsyat Dalam Sejarah?

By Mar'atus Syarifah, Rabu, 29 Agustus 2018 | 17:09 WIB
Ilustrasi letusan gunung berapi. (Thinkstock)

Nationalgeographic.co.id - Ratusan juta tahun yang lalu, Bumi melepaskan amarahnya dengan letusan gunung berapi besar yang meledak terus menerus selama hampir 1 juta tahun. Peristiwa The Great Dying atau disebut juga dengan huga End-Permian Extinction, adalah kepunahan massal terbesar yang terjadi sekitar 252 juta tahun yang lalu dan setidaknya menyebabkan Bumi hampir kehilangan semuanya. Fenomena tersebut diketahui memusnahkan hampir 90 persen dari semua kehidupan.

Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Nature Geoscience, para peneliti menjelaskan salah satu alasan mengapa erupsi gunung berapi raksasa Siberia ternyata menjadi jauh lebih dahsyat daripada kegiatan gunung berapi lainnya yang pernah terjadi.

 Baca Juga: Berkat Para Pemburu Harta Karun, Peninggalan Zaman Romawi Ditemukan

"Skala kepunahan ini sangat luar biasa sehingga para ilmuwan sering bertanya-tanya apa yang membuat Banjir Basal Siberia jauh lebih mematikan daripada letusan serupa lainnya," kata sang peneliti, Michael Broadley dari Pusat Penelitian Petrografi dan Geokimia di Prancis.

Dalam penelitiannya, mereka menganalisis sampel mantel xenolith, yang merupakan batuan dari lapisan litosfer yang ditangkap oleh magma. Material tersebut dikeluarkan bersamaan dengan lahar ketika gunung meletus.

Melalui sampel tersebut, para peneliti mampu mengidentifikasi komposisi litosfer. Hasilnya, litosfer Siberia dipenuhi dengan bahan kimia halogen termasuk klorin, bromin, dan yodium sebelum terjadinya erupsi. Setelah erupsi besar, unsur-unsur tersebut diketahui sudah tidak lagi ditemukan.

 Baca Juga: Peneliti Temukan Metode Mengurangi Konflik Manusia dengan Harimau

Halogen merupakan keluarga elemen yang mencakup gas yang bisa sangat beracun. Bahkan dapat lebih mematikan ketika dikombinasikan dengan molekul lain. Hal tersebut membuat pelepasan dalam jumlah yang besar dan sangat berbahaya.

Lebih lanjut peneliti menjelaskan bahwa gas-gas tersebut dimuntahkan dari gunung-gunung berapi, menuju lapisan ozon dan menghancurkan perisai pelindung. Ketika hal tersebut terjadi, maka sejumlah besar radiasi ultraviolet sangat mungkin untuk membuat jalan ke permukaan Bumi dan memicu kepunahan sebagian besar spesies hidup di planet ini.

"Kami menyimpulkan bahwa waduk besar halogen yang disimpan di litosfer Siberia dikirim ke atmosfer bumi selama erupsi vulkanik, hal tersebut secara efektif menghancurkan lapisan ozon pada saat itu dan berkontribusi terhadap kepunahan massal," lanjut Broadley.