Nationalgeographic.co.id - Sebuah video tengah viral di media sosial Twitter. Dalam video tersebut terlihat seorang pria dan wanita berpose di sebelah seekor singa untuk berfoto.
Bukan kegiatan ini yang kemudian disorot oleh warganet, tetapi gerak singa yang terlihat lemas dan beberapa kali tertidur. Bahkan sebelum pemotretan dimulai, singa tersebut tampak seperti sedang tidur.
Baca juga: Baca Juga : Tidak Hanya Pada Alat Kelamin, Sifilis Juga Menyerang Mata Manusia
Hal inilah yang kemudian membuat akun seorang warga negara asing, @davidsting414 menduga adanya eksploitasi terhadap singa tersebut. Lebih lanjut David menduga adanya pengaruh obat dalam tubuh singa yang membuat hewan buas ini dapat tenang untuk difoto.
Dalam video yang telah dibagikan sebanyak lebih dari 2.600 kali ini terlihat seorang pawang berseragam dan logo bergambar badak dengan tulisan samar yang kemudian dinilai oleh warganet sebagai logo Taman Safari Indonesia. Tidak hanya itu, kegiatan berfoto bersama singa juga ada di tempat tersebut.
Dilasir dari Kompas.com pada Selasa (5/9/2018), Humas Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor, Yulius mengatakan bahwa Taman Safari Indonesia tidak melakukan pembiusan terhadap hewan manapun. "Jam tidur singa itu tinggi, bisa 12 hingga 14 jam per hari,” ucap Yulius membantah dugaan pembiusan tersebut.
Masih menurut Yulius, singa merupakan hewan karnivora, sehingga lebih aktif pada sore hari. Sementara pada siang hari mereka lebih banyak tidur dan beristirahat. “Di sana tertera tulisan untuk pengunjung apabila satwa sedang beristirahat (maka tidak dapat berfoto bersama),” ujarnya.
Baca juga: Baca Juga : Ritual dan Tradisi Menyembah Gadis Kumari, Sang
Berdasarkan penelusuran National Geographic Indonesia, video tersebut sudah pernah viral dan ramai diperbincangkan pada tahun 2016. Dalam video yang diunggah oleh akun Facebook Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group saat itu, Marison Guciano, salah satu anggota, mengatakan bahwa mereka menduga adanya pemberian kentamine atau obat bius.
Saat itu, Humas Taman Safari Indonesia, Asep Firmansyah juga membantah tuduhan tersebut. "Tidak mungkin hal-hal itu dilakukan oleh Taman Safari Indonesia. Kami heran mengapa ada isu seperti ini," ucap Asep seperti dilansir dari BBC, pada Selasa (5/9/2018).