Pada Selasa (3/7) lalu, beberapa senjata dan potongan tubuh manusia yang diduga milik pemburu badak, ditemukan di cagar alam Sibuya, Afrika Selatan. Menurut laporan petugas setempat, mereka sepertinya tewas dimakan oleh sekelompok singa.
Sejak hari Senin, sebenarnya anjing-anjing pengawas antiperburuan telah bereaksi pada sesuatu yang tidak biasa. Namun, baru Selasa sore, petugas menemukan tengkorak manusia di area singa. Mereka juga melihat beberapa peralatan berburu – tas dan senjata api – serta roti, bertebaran di sekitarnya.
“Mayat manusia terlihat sangat jelas,” kata Nick Fox, pemilik cagar alam.
Baca juga: Kengerian Pupil Pada Mata Kucing Menurut Sains, Bukan Mistis
Karena terlalu gelap, mereka melanjutkan penyelidikan pada keesokan harinya. Petugas membius para singa sehingga mereka bisa menyisir lokasi dengan lebih bebas.
Fox dan yang lainnya menemukan satu tengkorak dan beberapa potong tulang panggul. Mereka yakin, ada tiga korban, berdasarkan pada tiga pasang sepatu dan sarung tangan yang juga ditemukan di sana. Kehadiran tiga pria itu di sekitar kamp singa menunjukkan adanya niat ilegal.
“Mereka dilengkapi dengan senapan bertenaga tinggi, kapak, pemotong kawat, dan memiliki persediaan makanan untuk beberapa hari. Semua itu persis dengan ciri kelopok yang bermaksud memunuh badak dan mengambil culanya,” papar Fox.
Di Sibuya, di mana satwa liar mendominasi, tidak heran jika singa menganggap tiga pria tersebut sebagai makanan.
“Hampir semua organisme di sekitar singa pasti berpotensi menjadi mangsa mereka. Berpikir bisa lolos adalah sebuah kebodohan,” kata Luke Dollar, program director Big Cats Initiative, National Geographic.
Baca juga: Todd, Golden Retriever Pahlawan yang Relakan Dirinya Digigit Ular
Para korban serangan singa belum dapat diidentifikasi. Kapten Mali Govender, juru bicara kepolisian, mengatakan, senapan yang ditemukan akan dikirim ke laboratoirum balistik untuk mengetahui apakah itu telah digunakan dalam perburuan atau kejahatan lainnya.
Perburuan badak sendiri telah mengalami krisis di Afrika Selatan. Pada 2007, ada 13 badak yang dibunuh secara ilegal pada 2007. Namun, di 2017, jumlahnya meningkat tajam – lebih dari seribu badak menjadi korban.
Source | : | Theresa Machemer/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR