Tidak Hanya Pada Alat Kelamin, Sifilis Juga Menyerang Mata Manusia

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 5 September 2018 | 10:10 WIB
Sifilis dapat menyerang mata manusia dan menyebabkan kebutaan. (Povozniuk/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Ini merupakan kasus langka, namun sifilis dapat menyerang mata manusia dan menimbulkan masalah pada penglihatan kita. Jika diabaikan, sifilis dapat membuat seseorang menjadi buta.

Menurut studi terbaru, jumlah kasus sifilis yang menyerang mata manusia ini, mengalami peningkatan.

Para peneliti dari University of Sao Paulo dan Flinders University menganalisis data dari empat pusat medis di Brasil selama 2,5 tahun dan menemukan ada 127 pasien yang menderita sifilis okular di sana.

Sebanyak 87 orang mengalami peradangan di kedua matanya. Kemudian, setengah dari jumlah pasien kondisinya sangat parah sehingga tidak mampu menyetir lagi.

Baca juga: Baca Juga : Enam Tanda Tubuh Anda Sedang Mengalami Penuaan, Apa Sajakah?

Ini menjadi rangkaian kasus sifilis mata terbesar yang ada sampai sekarang. Studi baru tersebut kemungkinan dapat berguna bagi negara-negara lain, mengingat sifilis okular mulai meningkat – terutama di AS, Eropa, Asia dan Australia.

“Pada 1990 dan 2000-an, sifilis mata masih merupakan diagnosis langka. Hanya ada 2% yang mengindapnya,” kata Joao Marcello Furtado, dokter mata dari University of Sao Paulo.

“Namun, laporan terbaru menggambarkan, dalam sebuah kelompok saja, ada 85 pasien yang terkena sifilis mata. Dan ini tidak hanya terjadi di Brasil, tetapi juga negara-negara di Eropa, Amerika, dan beberapa wilayah Australia serta Asia,” tambahnya.

Sejarah penyebaran sifilis masih belum diketahui dengan pasti hingg saat ini. Catatan pertama tentang penyakit tersebut berkembang di Eropa di akhir abad ke-15. Meski begitu, masyarakat yang ada di sana menganggapnya sebagai cacar.

Barulah pada abad ke-20, sifilis mulai diperhatikan dengan serius. Penggunaan antibiotik mulai berkembang di masa itu.

Sifilis sendiri disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan terjadi dalam empat tahap.

Tahap pertama biasanya ditandai dengan munculnya lesi atau luka pada kulit – tidak selalu menyakitkan dan mudah hilang.