Kekeringan Ekstrem di NTT, BMKG: Tidak Akan Turun Hujan Hingga 60 Hari

By Nesa Alicia, Rabu, 12 September 2018 | 17:49 WIB
Kekeringan akan melanda Nusa Tenggara Timur (NTT). (iphotothailand/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang mengungkapkan bila wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) akan dilanda panas terik. Bahkan BMKG memprediksi bahwa hujan tidak akan turun dalam waktu yang lama.

Baca Juga : Facebook Community Help, Fitur 'Istimewa' di Tengah Situasi Bencana

Hal tersebut dikatakan oleh Apolinaris Geru, Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang. Geru mengatakan bahwa hari tanpa hujan ini akan terjadi antara 31 hingga 60 hari. "Terdapat wilayah yang mengalami hari tanpa hujan dengan kategori kekeringan ekstrem," ungkapnya, melansir Antara pada Rabu (12/9/2018).

Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan, setidaknya ada empat wilayah yang akan mengalami kekeringan, diantaranya Kabupaten Nagekeo (sekitar Rendu), Kabupaten Rote Ndao (sekitar Olafulihaa), Kabupaten Kupang (sekitar Hueknutu dan Kupang), dan Kabupaten Belu (sekitar Weluli). 

Apolinaris menambahkan bahwa curah hujan dasarian I (satuan waktu meteorologi yang lamanya adalah sepuluh hari), September 2018 menunjukkan bahwa seluruh wilayah NTT mengalami curah hujan dengan kategori rendah (0-50 mm).Sementara itu, berdasarkan peta prakiraan, peluang curah hujan dasarian II pada September 2018, diketahui bahwa wilayah NTT memiliki peluang curah hujan 0-20 mm sebesar 90-100 persen.

Akibat kekeringan yang akan melanda NTT sepanjang September, BMKG menghimbau agar masyarakat di wilayah NTT melakukan penghematan air, baik air untuk konsumsi maupun untuk pertanian.

Baca Juga : Membanggakan, Inilah Prestasi Pariwisata Indonesia di Kancah Dunia

Apolinaris menghimbau agar masyarakat NTT melakukan penghematan air. penghematan penggunaan air ini penting untuk dilakukan mengingat saat ini NTT sedang berada pada puncak musim kering dan akan berdampak pada masalah kekurangan air bersih.

Selain penghematan dalam penggunaan air, pemerintah juga perlu mengambil langkah-langkah dengan menyediakan air bersih dan mendistribusikannya pada daerah-daerah yang rawan kekeringan.