Kurang Tidur Dapat Berdampak Besar Pada Prestasi Akademik Mahasiswa

By Loretta Novelia Putri, Kamis, 13 September 2018 | 10:17 WIB
Kurang tidur dapat berdampak pada kesulitan belajar. (kasinv/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Bagi mahasiswa yang sering tertidur di kelas akibat kurang tidur dan ingin mendapatkan nilai bagus, sebaiknya hindari begadang dan tidak mengambil kelas pagi. Mengapa? Karena menurut penelitan terbaru, kurang tidur akan berdampak buruk bagi hasil akademik.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa menurunnya akademik yang disebabkan oleh kurang tidur sama seperti efek dari mengonsumsi minuman keras dan narkoba.

Baca Juga : HAL, Robot Anak Laki-laki yang Bisa Bernapas, Berdarah dan Menangis

Setidaknya satu kali dalam setiap minggu, mahasiswa mengalami gangguan tidur. Hal ini berdampak pada penurunan indeks prestasi kumulatif (IPK) sebesar 0,02 poin dan meningkatkan risiko kegagalan dalam mata kuliah sebesar 10 persen.

“Mahasiswa yang memiliki jam tidur rutin yang baik, memiliki nilai IPK lebih tinggi sebanyak 0,14 poin dibandingkan dengan mahasiswa yang selalu kurang tidur,” ucap J. Roxanne Prichard, Direktur Penelitian di Universitas St. Thomas di Saint Paul, Minnesota.

Kesimpulan ini didapatkan setelah para peneliti melibatkan 55.322 mahasiswa melalui survei yang dilakukan pada tahun 2009.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, mahasiswa semester awal adalah yang paling sering mendapatkan dampak kesulitan tidur, yakni nilai yang buruk. Tidak hanya itu, mereka juga memiliki risiko gagal dalam perkuliahan sebesar 14 persen.

Namun, orientasi mahasiswa baru belum menjadi standar program yang baik dalam mengedukasi mengenai perlunya tidur cukup dan istirahat yang cukup. Biasanya orientasi mahasisa baru menyampaikan konten-konten mengenai penyalahgunaan narkoba, stres, kecanduan minuman keras, hubungan seksual, dan kekerasan terhadap pasangan.

Baca Juga : Kekeringan Ekstrem di NTT, BMKG: Tidak Akan Turun Hujan Hingga 60 Hari

Dari penelitian yang didapat, banyak mahasiswa mengaku tidak menerima informasi apapun mengenai penanganan masalah tidur dari universitas mereka. Namun sebanyak 23 persen mahasiswa mengaku bahwa mereka mendapatkan edukasi mengenai penggunaan narkoba, pergaulan bebas, dan alkohol.