Nationalgeographic.co.id - Cerita ini sebenarnya masih menjadi pertanyaan bagi banyak orang. Banyak yang menyakini kebenaran cerita ini namun tidak sedikit pula orang yang meragukan kebenarannya.
Kisah ini dimulai ketika seorang anak laki-laki dan saudara perempuannya ditemukan oleh seorang petani di dekat parit yang digunakan untuk menangkap serigala di St Mary's of the Wolf Pits (Woolpit).
Baca Juga : Mewabah di Tiongkok, Kini Bali Waspadai Penyebaran Virus ASF
Saat ditemukan, kulit kedua anak tersebut berwarna hijau dan mereka menggunakan pakaian dari bahan yang tidak pernah dilihat sebelumnya. Bahkan, ketika ingin berkomunikasi dengan mereka, petani tersebut tidak dapat memahami apa yang dikatakannya.
Kemudian mereka dibawa ke suatu desa, di mana mereka akhirnya diterima oleh sang pemilik rumah, Sir Richard de Caine di Wilkes.
Karena tampak kelaparan, sang pemilik rumah menyajikan makanan untuk mereka, namun mereka tidak memakannya. Karena itu, para penduduk desa membawa kacang yang baru saja dipanen untuk diberikan kepada kedua anak tersebut.
Mereka memakannya, dan selama berbulan-bulan mereka hanya makan kacang sampai mereka mencoba sebuah roti.
Namun, karena sakit, anak laki-laki tersebut meninggal dunia. Sementara, anak perempuan tersebut semakin sehat dan warna hijau pada kulitnya menghilang. Tidak hanya itu saja, dia juga belajar berbicara bahasa Inggris agar dirinya dapat menceritakan asal usul mereka.
Menurut beberapa sumber, anak perempuan tersebut mengambil nama 'Agnes Barre' dan dia telah menikah dengan seorang pria yang diketahui adalah duta besar Henry II, meskipun hal ini belum diverifikasi.
Anak perempuan tersebut kemudian bercerita bahwa dia dan saudara laki-lakinya berasal dari Saint Martin, di mana tempat tersebut tidak ada matahari dan semua penghuninya berwarna hijau seperti dirinya. Dia menggambarkan bila tanah yang "bercahaya" hanya bisa dilihat di sebrang sungai.
Baca Juga : Pengganti Kopi, 4 Minuman Ini Tidak Kalah Enak dan Menyehatkan