Bukan Roti, Nenek Moyang Manusia Mengolah Gandum untuk Membuat Bir

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 24 September 2018 | 15:35 WIB
Bir tertua di dunia dibuat dari gandum. (Jag_cz/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Membuat bir – dan bukan roti – menjadi alasan utama nenek moyang kita menanam gandum pada zaman dahulu.

Di dalam gua di Israel, para peneliti dari Stanford University telah menemukan bukti pembuatan bir tertua yang mungkin menjadi penanda pengolahan sereal pertama di dunia.

Penemuan tersebut diduga berasal dari orang-orang Natufian, kelompok pemburu pengumpul yang tinggal di wilayah Mediterania lebih dari 10 ribu tahun lalu.

Baca Juga : Penemuan Jejak Fosil Dickinsonia, Salah Satu Hewan Pertama Bumi

Untuk studi terbaru yang dipublikasikan di Journal of Archaeological Science: Reports ini, tim peneliti yang dipimpin oleh Li Liu, profesor arkeologi Tiongkok di Stanford University, menganalisis jejak lumpang berusia 13 ribu tahun. 

Awalnya, Liu dan timnya tidak berniat mencari bukti pembuatan bir di dalam gua Raqefet. Mereka hanya menyelidiki jenis tanaman apa yang biasa dikonsumsi oleh Natufian. Namun ternyata, mereka justru menemukan ‘pabrik’ produksi bir yang cukup besar di sana. Liu menyebutnya sebagai “pembuatan alkohol tertua yang pernah dilakukan manusia”.

Menurut para peneliti, orang-orang Natufian membuat dan mengonsumsi bir sebagai bagian dari ritual untuk menghormati mereka yang telah mati.

Jejak mikrokopis dari sari pati yang ditemukan di gua Raqefet. (Li Liu)

Baca Juga : 800 Makam di Mesir, Dalam Skala Besar Ditemukan di Antara 2 Piramida

Ada tiga proses yang dilakukan para Natufian untuk membuat bir. Pertama-tama, merendam gandum dalam air, menyaring dan mengeringkannya. Setelah itu, menumbuk dan memanaskan gandum, kemudian menambahkan ragi dan membiarkan campurannya terfermentasi.

Untuk menguji teorinya, para peneliti pun mengikuti langkah-langkah pembuatan bir kuno tersebut. Hasilnya mirip dengan yang dibuat oleh orang-orang Natufian.

“Penemuan ini menunjukkan bahwa membuat alkohol tidak selalu dari hasil surplus pertanian. Sebaliknya, bir justri diproduksi khusus untuk ritual dan kebutuhan spiritual,” pungkas peneliti.