Teknologi Semakin Berkembang, Generasi Z Pilih YouTube Untuk Belajar

By Loretta Novelia Putri, Kamis, 27 September 2018 | 14:04 WIB
Generasi Z menggunakan YouTube sebagai sarana untuk belajar (LSOphoto)

Nationalgeographic.co.id - Kecanggihan teknologi mengubah kebiasaan masyarakat modern di berbagai aspek kehidupan, mulai dari sosial, budaya sampai pendidikan.

Menurut studi dari lembaga publikasi dan standardisasi, Pearson Education, generasi Z yang pada saat ini berada di rentang usia 14 hingga 23 tahun, lebih mengandalkan YouTube dalam proses belajar ketimbang buku teks biasa.

Hal ini menunjukkan bahwa generasi Z lebih mudah mencerna materi pembelajaran yang berbentuk visual ketimbang teks. Selain YouTube, platform lain yang mulai berkontribusi di sektor pendidikan adalah Virtual Reality dan Augmented Reality.

Baca Juga : Beberapa Destinasi Liburan Ini Juga Cocok Dijadikan Tempat Berolahraga

Pearson Education melakukan survei ke 2.500 orang di Amerika Serikat, yang berusia 14 hingga 40 tahun. Dari hasil penelitian yang mereka lakukan, sebanyak 59 persen generasi Z memilih belajar menggunakan YouTube daripada buku teks. Sementara itu, sebanyak 47 persen masih setia belajar menggunakan buku teks.

Hal ini wajar mengingat YouTube hadir pertama kali pada tahun 2005. Artinya, hampir semua generasi Z tumbuh dan berkembang di awal kemunculan YouTube

Diketahui bahwa YouTube memegang peranan yang cukup penting untuk kehidupan remaja. Data yang diperoleh dari firma analis Pew Research menyebutkan, sebanyak 85 persen remaja mengakses YouTube lebih sering ketimbang platform media sosial yang lain.

Baca Juga : Nasib Malang Ikan Pari yang Harus Berenang di Lautan Sampah Plastik

YouTube bisa dikatakan sebagai jendela ilmu pengetahuan karena penggunanya bisa mengakses berbagai macam informasi seperti dokumenter, tutorial, gaya hidup, dan masih banyak lagi.

Namun, perlu diingat bahwa konten YouTube bisa diisi oleh siapa saja, dan terkadang mengandung hal-hal negatif. Ini menjadi perhatian khusus di berbagai negara, salah satunya Indonesia. YouTube sendiri berupaya untuk menghapus konten negatif dalam berbagai cara, meski belum berhasil. 

Melihat hal tersebut, peran orang tua dan guru dalam menjaga dan membimbing proses belajar anak sangat diperlukan.