Penemuan Kota Kuno Berumur 4.800 Tahun di Irak, Kota Mardaman

By Loretta Novelia Putri, Kamis, 4 Oktober 2018 | 14:05 WIB
Penemuan kota hilang Mardaman di Irak ()

Nationalgeographic.co.id - Reruntuhan kota kuno Mardaman yang diperkirakan sudah berusia 4.800 tahun, ditemukan oleh tim arkeolog dari Universitas Tubingen, Jerman. Penemuan ini berlokasi di Kurdistan, wilayah utara Irak.

Setelah bertahun-tahun mencari dan menggali, kota tua yang pernah makmur selama beberapa abad ini akhirnya ditemukan. Awal pencarian ini sebenarnya bermula dari temuan pot berisi 92 buah prasasti yang berlokaso di tengah reruntuhan bangunan (istana).

Baca Juga : Alat Kontrasepsi: Kenali Jenisnya, Kelebihan, dan Kekurangannya

Betina Faist, pakar filologi Universitas Heidelberg, Jerman, kemudian berhasil menerjemahkan tulisan pada prasasti tersebut. Prasasti ini bertuliskan nama sebuah kota, Mardaman atau Mardama.

Peter Pfalzner, professor arkeologi timur dari Tubingen memperkirakan bahwa Mardaman dibangun antara 2800 dan 2650 tahun sebelum masehi. Kota tersebut mencapai puncak kejayaannya pada 1900 dan 1700 tahun sebelum masehi.

Sementara itu, prasasti ini dibuat pada 1250 tahun sebelum masehi, saat Mardaman masuk dalam pemerintahan Asiria pimpinan Assur nasir. Sedangkan istana tempat ditemukannya prasasti tersebut diperkirakan hancur pada 1200 tahun sebelum masehi.

Meski sudah hancur, tetapi kota Mardaman masih terus hidup dan berkembang hingga periode Neo-Asiria, pada 911 hingga 612 tahun sebelum masehi.

"Prasasti ini memuat urusan administratif dan komersial masyarakat Mardama," ungkap Pfalzner, yang pada saat itu menjadi pimpinan tim penggalian.

Prasasti lain, yang ditemukan di situs arkeologi lainnya mengatakan bahwa Mardaman pernah menjadi kerajaan yang merdeka hingga akhirnya semakin berkembang.

Dalam sejarahnya, Mardaman pernah diserang dan mengalami kehancuran di beberapa bagian kota, tetapi penduduk membangun kembali kotanya.

Beberapa prasasti ditemukan di kota Mardaman ()
Pot yang memuat prasasti di dalamnya, ditemukan dalam kondisi terbungkus tanah liat. Hal ini menggambarkan usaha masyarakat Mardaman saat itu untuk mengamankan prasasti di dalamnya.

"Prasasti disembunyikan dengan cara ini, beberapa saat setelah kota dikepung dan bangunan-bangunan dihancurkan. Mungkin informasi dalam prasasti ini dilindungi untuk diwariskan pada anak cucu mereka," ucapnya.

"Mardaman berkembang menjadi kota yang cukup berpengaruh karena berada di jalur perdagangan antara Mesopotamia, Anatolia, dan Suria. Saat itu Mardaman adalah memiliki kekuatan besar di Mesopotamia," ucap Pfalzner.