Nationalgeographic.co.id - Dua katak spesies terbaru berhasil ditemukan di Kalimantan. Amir Hamidy, penemu sekaligus ahli herpetologi Pusat Biologi LIPI, mengatakan bahwa suara katak tersebut mirip dengan jangkrik.
“Ukurannya kecil kurang dari 2 sentimeter, tapi suaranya nyaring sekali dan tidak terputus-putus. Mirip seperti suara jangkrik,” ucap Amir.
Dua spesies katak baru tersebut diberi nama Leptorachella fusca dan Leptorachella bondangensis.
Baca Juga : Operasi Plastik: Apa yang Menyebabkan Banyak Orang Ingin Melakukannya?
Mereka memiliki pupil mata yang berbentuk vertikal. Selain itu, terdapat kelenjar di sisi tubuh katak -- membentang dari bawah kaki depan hingga tulang selangka. Kelenjar ini berfungsi untuk menjaga kelembapan kulit katak.
Meski begitu, ada beberapa perbedaan pada kedua spesies katak tersebut. Yang pertama pada kelenjarnya: milik L. bondangensis terputus-putus, sementara pada L. fusca terlihat memanjang.
Mereka juga memiliki warna yang berbeda. L. bondangensis memiliki kulit cokelat dengan corak-corak di bawah perutnya, sedangkan L. fusca berwarna gelap tanpa corak.
Katak jangkrik ini hanya dapat ditemukan di daerah hutan tropis sekitar Borneo dan Natuna. Sementara berudunya hidup di pasir-pasir di dasar sungai. Katak dewasa biasanya bersandar pada daun pohon yang tidak terlalu tinggi.
Baca Juga : Naegleria fowleri, Amoeba Pemakan Otak yang Bisa Menyebabkan Kematian
Menurut Amir, meskipun baru ditemukan, katak jangkrik sudah langka dan bahkan terancam punah. Sebab, kelangsungan hidup katak tersebut memang sangat bergantung pada kondisi habitatnya.
Ke depannya, peneliti akan menentukan status konservasi katak jangkrik agar mereka bisa masuk ke dalam daftar spesies langka International Union for Conservation of Nature (IUCN).