Nationalgeographic.co.id – Seorang pria asal New Jersey ditemukan tewas setelah mendapat serangan dari amoeba ‘pemakan otak’ bernama Naegleria fowleri.
Pada 16 September, Fabrizio Stabile (29), mengeluh sakit di kepalanya. Setelah itu, kondisinya semakin memburuk. Ia mengalami gejala demam dan pembengkakan otak hingga akhirnya dinyatakan mati otak pada 21 September.
Meskipun langka, namun kasus terkait Naegleria fowleri ini bukanlah pertama kalinya. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, sejak 1962 hingga 2017, terdapat 143 kasus di AS.
Baca Juga : Operasi Plastik: Apa yang Menyebabkan Banyak Orang Ingin Melakukannya?
Infeksi amoeba tersebut biasanya berakhir dengan kematian. Dari 143 kasus yang berhasil didata, hanya empat pasien yang berhasil selamat.
Berikut empat hal yang perlu Anda ketahui tentang Naegleria fowleri, si amoeba pencabut nyawa:
Orang-orang biasanya terinfeksi dari danau air tawar dan sungai yang hangat
Amoeba ini sangat senang tinggal di air hangat, termasuk danau dan sungai. CDC mengatakan, Naegleria fowleri juga bisa ditemukan di kolam renang yang tidak diklorinasi dengan benar dan pada alat pemanas air. Organisme tersebut dapat hidup di suhu setinggi 46 derajat celsius atau lebih.
Di AS, infeksi amoeba biasanya terjadi di perairan tawar di wilayah Selatan dan di musim panas.
Meski begitu, Naegleria fowleri tidak ditemukan di laut.
Menyerang otak setelah masuk dari hidung
Orang-orang tidak terinfeksi Naegleria fowleri dengan meminum air. Sebaliknya, infeksi akan terjadi ketika air yang mengandung amoeba ini masuk ke hidung, lalu naik ke otak.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR