Foto-foto Menakjubkan dari Suku Pedalaman Amazon yang Terancam Punah

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 3 Oktober 2018 | 16:57 WIB
Lima keluarga dari suku Awa ketika melakukan perjalanan semalam di Amazon. (Charlie Hamilton James)

Nationalgeographic.co.id – Berburu menggunakan panah dan busur hingga mengumpulkan madu, foto-foto menakjubkan ini menggambarkan kehidupan tradisional yang dijalani oleh salah satu suku pedalaman yang paling terancam punah.

Suku Awa, atau yang juga dikenal dengan nama Guaja, merupakan kelompok pemburu-pengumpul yang bertahan hidup di pedalaman hutan hujan Amazon. Hanya ada 600 dari mereka yang tersisa. Seratus di antaranya benar-benar belum pernah melakukan kontak dengan dunia luar.

Anggota suku ini hidup selaras dengan lingkungan sekitarnya. Namun, keberadaan suku Awa terancam oleh beberapa pabrik dan komplotannya yang berusaha menebang pohon-pohon di tanah mereka.

Baca Juga : Sokushinbutsu, Kisah Para Biksu Yang Mengubah Dirinya Menjadi Mumi

Gambar-gambar yang diambil oleh National Geographic ini menunjukkan bagaimana suku Awa hidup dengan rendah hati di antara alam.

Mereka membersihkan diri di aliran sungai, memakan hasil buruannya sendiri – seperti rusa atau armadillo, mengenakan ‘pakaian’ dari kulit hewan dan tidak tersentuh dunia modern atau teknologi sama sekali.

Anak-anak bermain dengan monyet-monyet liar sementara sang ibu menyusui hewan-hewan tersebut hingga mereka tumbuh dewasa.  

Para wanita suku Awa mandi di aliran sungai. (Charlie Hamilton James)

Anggota suku Awa merupakan kelompok pemburu-pengumpul. (Charlie Hamilton James)

Armadillo dipersiapkan sebelum menjadi menu makanan mereka. (Charlie Hamilton James)

Anggota suku Awa menyiapkan makanan mereka. (Charlie Hamilton James)

Suku Awa sudah terancam selama beberapa generasi. Namun, keadaan saat ini semakin berbahaya bagi mereka.

Perjuangan suku pedalaman ini untuk bertahan hidup, dimulai ketika mereka didorong ke ambang kepunahan oleh kolonial Eropa yang berbondong-bondong datang ke Brasil pada abad ke-16.

Sejak saat itu, para petani dan peternak berusaha untuk merampas lahan suku Awa untuk ditanami berbagai tumbuhan. Kini, para penebang liar dan penambang emas pun tergoda menghasilkan uang dari Amazon.

Para anggota suku Awa menghabiskan waktu di hutan Amazon. (Charlie Hamilton James)

Potret seorang anak dari suku Awa dengan monyet di kepalanya. (Charlie Hamilton James)

(Charlie Hamilton James)

Laporan dari National Geographic menyatakan bahwa pergerakan suku asli Amazon ini hanya terbatas pada inti hutan.

Beberapa anggota suku Awa sudah memberanikan diri untuk keluar dari hutan dan pindah ke desa-desa modern yang lebih aman di dekatnya. Mereka kemudian menjalani gaya hidup yang lebih menetap dan kini bertindak sebagai penghubung antara sukunya dengan orang luar.

Baca Juga : Demi Melindungi Diri, Wanita Apatani Melubangi Hidung dan Menato Wajah

Pemerintah Brasil telah berupaya untuk melindungi dan melestarikan suku-suku terasing di Amazon. Pada 1982, mereka menerima pinjaman 900 juta dollar AS dari Bank Dunia dan Uni Eropa terkait program tersebut.

Sayangnya, hingga kini, masih banyak anggota suku yang dibunuh oleh masyarakat tanpa adanya intervensi pemerintah. Jika dibiarkan, suku Awa bisa benar-benar punah.