Lebih dari Seribu Jenazah Ditemukan di Bekas Benteng Pertahanan ISIS

By Loretta Novelia Putri, Jumat, 5 Oktober 2018 | 16:35 WIB
Lebih dari 1.000 jenazah ditemukan kuburan ISIS di Suriah ()

Nationalgeographic.co.id - Sebuah kuburan massal kembali ditemukan di bekas benteng pertahanan ISIS tepatnya di kota Raqqa, Suriah. Diperkirakan ada lebih dari 1.000 jenazah yang dikuburkan di tempat tersebut.

Temuan ini diungkapkan oleh tim respons awal dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF), pada Rabu (3/10/2018), yang melakukan ekspedisi ke kawasan Al-Panorama.

Baca Juga : Perjuangan Para Pemuka Agama di India Membatasi Konsumsi Plastik

Dilansir dari Middle East Monitor, sebuah sumber mengonfirmasi bahwa dalam kuburan massal tersebut terdapat sekitar 1.000 hingga 1.500 jenazah yang tertutup reruntuhan bangunan. 

Jenazah yang ditemukan diduga merupakan warga sipil dan anggota ISIS yang terbunuh akibat serangan udara yang diluncurkan oleh koalisi AS.

"Tim dari Komite Rekonstruksi Dewan Sipil Kota Raqqa terus mengeluarkan jenazah yang dikubur di bawah rumah-rumah warga, serta fasilitas umum, selama kota itu dikuasai teroris ISIS," ucap SDF.

Sebelumnya, Otoritas Kurdi juga sudah menemukan 96 jenazah yang dikuburkan di halaman Masjid Al-Raqqa.

Lokasi lain yang diketahui sudah menjadi kuburan massal yaitu stadion sepakbola Al-Rashid, kebun binatang kota, Masjid Al-Qadim, dan permukiman Al-Badou.

Laporan dari SDF mengatakan, setidaknya ada 2.200 jenazah yang sudah ditemukan sejak kelompok ISIS diusir dari kota tersebut awal tahun ini.

Dari jumlah tersebut, hanya 75 jenazah yang sudah dikembalikan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan secara layak. Namun, sisanya masih belum teridentifikasi dan mulai membusuk.

Baca Juga : Cangkang Pecah dan Terluka Parah, Kura-Kura Ini Dibuatkan Kursi Roda

Organisasi hak asasi manusia, Amnesty International. dalam laporannya mengkritik Koalisi AS di Suriah yang dianggap gagal melindungi warga sipil selama dilancarkannya serangan melawan kelompok teroris ISIS.

Namun, laporan tersebut dibantah dengan koalisi mengatakan hanya ada 23 korban tewas dari warga sipil selama hampir lima bulan dilancarkannya kampanye militer ke Kota Raqqa pada bulan Juni hingga Oktober 2017.