Sering Berbohong? Bisa Saja Anda Akan Mengidap Kebohongan Patologis

By Loretta Novelia Putri, Rabu, 10 Oktober 2018 | 11:42 WIB
seseorang yang sering berbohong dapat terkena penyakit kebohongan patologis (SIphotography)

Nationalgeographic.co.id - Dalam kehidupan sosial, berbohong merupakan salah satu cara yang seringkali dilakukan seseorang untuk mempermulus jalan mencapai suatu hal.

Berbohong akan menjadi pilihan terakhir bagi orang yang menganggap kebenaran tidak tepat untuk diungkapkan dalam situasi dan kondisi tertentu.

Selain itu, berbohong juga biasanya digunakan oleh seseorang untuk mengamankan posisinya. Bisa juga untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain.

Baca Juga : Istri Indro Warkop Meninggal karena Kanker Paru, Apa Saja Gejala yang Tidak Boleh Kita Abaikan?

Menurut Laelatus Syifa, Psikolog Universitas Sebelas Maret, berbohong dalam konteks ini disebut dengan istilah interpersonal deception atau kebohongan antarpribadi.

Namun, dalam konteks yang berbeda, kebiasaan berbohong bisa menjadi indikasi bahwa seseorang mengalami gangguan psikologis yang disebut dengan pathological lying atau kebohongan patologis.

Kebohongan patologis mengacu pada kebohongan yang dilakukan dengan tidak terencana dan tiba-tiba. "Maksudnya tidak terencana adalah dia tidak berstrategi terlebih dahulu. Pokoknya bohong saja," ucap Laelatus.

Tidak ada motivasi psikologis atau keuntungan yang diharapkan oleh seseorang yang melakukan kebohongan patologis tersebut.

Jenis kebohongan ini meliputi kebohongan yang dilakukan secara kompulsif atau berulang-ulang untuk alasan tertentu, misalnya meredam kecemasan. Kebohongan dalam konteks tersebut tidak dapat disebut sebagai sebuah kewajaran, karena mengacu pada suatu gangguan kejiwaan.

Baca Juga : Perang Tersingkat Sepanjang Sejarah, Inggris Melawan Zanzibar

Dilansir dari Psychiatrictimes.com, seorang peneliti dari Jerman bernama Anton Delbruck mengamati orang-orang yang melakukan kebohongan patologis dan menceritakan kebohongan yang tidak biasa sehingga dikategorikan spesial.

Delbruck mengklasifikasikan kebohongan tersebut sebagai pseudologia fantastica. Walau begitu, menurut Laelatul, kebohongan patologis belum bisa dikatakan sebagai gangguan psikis, apalagi disebut sebagai sebuah penyakit.

"Pathological lying hanya menjadi ciri-ciri dari gangguan psikologis, karena masih menjadi perdebatan di dunia psikiatri dan psikologi, apakah bisa dijadikan diagnosis penyakit atau bukan," ucap Laelatus.