Terpisah dari Induknya, Bayi Beruang Madu Diserahkan ke BKSDA

By Nesa Alicia, Kamis, 11 Oktober 2018 | 10:27 WIB
Ilustrasi bayi beruang (EEI_Tony/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Bayi beruang madu diserahkan kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau pada Senin (8/10/2018), setelah sebelumnya dipelihara oleh pekerja PT Arara Abadi selama satu minggu.

Direktur Eksekutif Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Yuliantoni mengatakan bahwa pihaknya menerima informasi mengenai keberadaan bayi beruang tersebut pada hari Jumat (5/10/2018). 

Melansir Mongabay, Kamis (11/10/2018), sebelumnya, ada dua ekor bayi beruang yang juga berasal dari konsesi Arara Abadi pada konsesi berbeda.

Tim Patroli Smart TNTN bersama dengan Tim Forest Protection Arara Abadi mengevakuasi bayi beruang tersebut dari seorang pekerja.

Baca Juga : 5 Makanan yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Saat Anda Sedang Hamil

“Arara Abadi sedang penebangan (panen). Lalu mereka menemukan anak beruang, lalu pelihara sebentar, mereka laporkan ke sekuriti. Bersama kita evakuasi anak beruang itu,” ujar Yuliantoni.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Yuliantoni, ketika alat berat Arara Abadi memanen akasia di Sorek, Pelalawan, para pekerja menemukan bayi beruang. Mereka juga sempat melihat sang induk, tetapi mungkin merasa terganggu, sang induk menjauh dan tidak sempat menyelamatkan bayinya.

Para pekerja juga masih melihat jejak-jejak beruang di sekitar lokasi. Setelah dievakuasi dari para pekerja, bayi betina yang berusia satu bulan ini kemudian dibawa ke kamp Arara Abadi di Sorek. Kini, bayi beruang tersebut sudah diantar ke BKSDA.

Humas Arara Abadi, Nurul Huda mengatakan, perusahaannya mempunyai standar prosedur operasional soal penanganan satwa dilindungi di areal konsesi.

Baca Juga : Jangan Dibuang, Inilah Beberapa Rahasia Air Beras Bagi Manusia

“Maka SOP perusahaan, kalau ada nemu hewan dilindungi kita melaporkan kepada BKSDA,” ujarnya.

Dokter hewan BKSDA Riau, Rini Deswita mengatakan, kondisi beruang dalam keadaan sehat, tetapi masih belum dapat minum susu menggunakan dot sehingga asupan gizinya kurang maksimal.