Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan, Aksi #SayaPilihBumi Kembali Digelar

By Marti Karina PS, Senin, 22 Oktober 2018 | 16:33 WIB
Beberapa jenis barang yang ditemukan di sepanjang jalur Car Free Day. (Diky Wahyudi Lubis)

Nationalgeographic.co.id - Pada Minggu (21/10) lalu, National Geographic Indonesia kembali mendatangi kawasan Car Free Day di Jalan MH Thamrin dalam rangka menyosialisasikan gerakan #SayaPilihBumi. Kali ini, NGI berkolaborasi dengan Trash Hero Jakarta dan Beach Clean Up Jakarta. 

Diky Wahyudi Lubis, Community Specialist National Geographic Indonesia, mengatakan, keresahan atas jumlah sampah plastik di Indonesia yang semakin banyak, menjadi penggerak kegiatan ini. Siapa pun harus berusaha untuk mengurangi konsumsi sampah plastik. 

“Memulai sikap peduli dari diri sendiri adalah langkah berani dalam berkomitmen untuk Bumi yang lebih baik. Bisa dimulai dari hal yang paling mendasar seperti tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” papar Diky. 

Baca Juga : Sampah Plastik Tercecer Saat Car Free Day, #SayaPilihBumi Mulai Bergerak

Mengurangi konsumsi plastik sekali pakai sudah mulai dilakukan Theresia (31), salah satu peserta gerakan #SayaPilihBumi, akhir-akhir ini. Meski begitu, ia mengaku, mengubah kebiasaan tersebut bukanlah hal mudah.

"Cukup sulit melakukannya karena plastik masih menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari," katanya.

Para peserta #SayaPilihBumi mengumpulkan sampah botol plastik yang tercecer di kawasan MH Thamrin. (Diky Wahyudi Lubis)

Perlu edukasi dan kesadaran diri agar bisa menggunakan plastik dengan bijak. Sayangnya, saat melakukan aksi bersih-bersih di Car Free Day, Theresia melihat masih banyak masyarakat yang kesulitan membedakan tempat sampah dan pot tanaman. Mereka seenaknya membuang sampah ke tempat yang tidak seharusnya.

"Tidak hanya membuang sampah di jalanan, pot tanaman yang seharusnya memberi napas untuk kota saja masih dicemari," papar Theresia. 

Sebagian puntung rokok yang ditemukan di kawasan Car Free Day. (Diky Wahyudi Lubis)

Sebanyak 105 kilogram sampah yang tercecer di jalur Sarinah hingga Bundaran HI berhasil dikumpulkan para peserta. Kemasan botol minuman, sedotan plastik, wadah makanan plastik dan puntung rokok adalah yang paling sering ditemukan di sana. 

Masih banyak orang berpikir bahwa sampah plastik akan menghilang, nyatanya kita hanya memindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Baca Juga : Perjuangan Para Pemuka Agama di India Membatasi Konsumsi Plastik

Peserta #SayaPilihBumi pada 21/10. NGI berkolaborasi dengan Trash Hero Jakarta dan Beach Clean Up Jakarta (Marti Karina P.S)

Gerakan #SayaPilihBumi berharap dapat menjadi langkah awal dalam mengedukasi masyarakat atas bahaya penggunaan kemasan plastik sekali pakai. Dengan begitu, banyak orang akan mengubah perilakunya agar lebih peduli terhadap lingkungan.

"Bumi sudah sangat membutuhkan kita untuk segera mengubah perilaku. Ini bukanlah hal yang mudah, tapi rasanya kita sepakat bahwa kita harus segera memulainya," tutur Didi Kaspi Kasim, Editor in Chief National Geographic Indonesia. 

"'Bumi atau Plastik?' adalah pertanyaan yang harus kita suarakan dengan lantang ke seluruh insan. Jika ditanya tentang itu, sudah pasti saya akan menjawab: #SayaPilihBumi," pungkasnya.