"Kecanduan pasti mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Bisa saja kecanduan media sosial membuat seseorang tidak bisa berfungsi maksimal, baik aktivitas diri sendiri seperti menjadi lupa mandi atau makan karena menghabiskan waktu untuk bermain media sosial, dan performa kerja menjadi tidak optimal akibat penggunaan media sosial. Kondisi tersebut menjadi indikasi kesehatan mental individu terganggu," ucap Linda.
Linda menyebutkan bahwa setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan untuk diapresiasi mungkin dapat diberikan lewat penghargaan dalam sebuah kompetisi, di masa modern saat ini orang berlomba untuk mendapatkan banyak likes di media sosial contohnya di instagram.
"Seseorang tinggal posting, mendapatkan like, yang kemudian membuat individu merasa ia disukai. Kondisi ini menyebabkan orang menjadi mudah merasa kecewa, kondisi emosional terganggu karena bergantung pada respons positif lingkungan yang diindikasikan dengan likes. Pada kenyataannya, respons dari lingkungan adalah hal yang sulit untuk kita kendalikan dan bukan kapasitas kita untuk mengatur respons orang lain", ucap Linda.
Dalam kasus Awkarin, ia mengatakan akan bahagia ketika mendapatkan banyak perhatian melalui unggahan media sosialnya, Kasandra berkata bahwa hal tersebut umunya terjadi pada mereka yang memiliki kadar dopamine rendah atau terbatas.
"Orang dengan kadar dopamine rendah akan berusaha melakukan hal-hal tertentu demi memperoleh dopamine. Namun, hal ini tidak berlaku otomatis pada setiap orang. Mereka yang tidak memiliki masalah dopamine tentu memiliki potensi risiko rendah menjadi adiktif gadget," ucap Linda.
Baca Juga : Lima Cara Mudah Agar Tubuh Lebih Sehat Selain dengan Olahraga
Untuk menghindari masalah seperti itu, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah belajar untuk mengontrol diri sendiri untuk tidak hanya menggunakan gadget setiap ada waktu kosong.
"Jika sudah mulai memunculkan kecenderungan ke arah sana, maka perlu diwaspadai. Langkah nyata yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak aktivitas riil di lingkungan, memperbanyak pertemuan atau interaksi tatap muka dengan orang bukan di dunia maya, ikut dalam kegiatan komunitas, atau bisa juga berolahraga," ucap Linda.
"Kuncinya keseimbangan. Segala hal yang ada di dunia ini tidak baik bila terlalu banyak, dan tidak baik bila terlalu sedikit. Manfaatkanlah gawai dan media sosial secara proporsional," ucap Kasandra.