Ketika Gejala Strok Tersamar dengan Penyakit Lainnya, Abai pun Datang

By Nesa Alicia, Selasa, 30 Oktober 2018 | 15:37 WIB
MRI aliran darah ke otak. (utah778/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Hari strok sedunia memang sudah berlalu, setiap tanggal 29 Oktober kita selalu memperingatinya. Namun kesadaran dan pengetahuan mengenai pembunuh nomor satu di Indonesia ini sebaiknya diperkaya setiap hari. Salah satunya adalah pengetahuan mengenai gejala dan penanganan awal penyumbang 15 persen kematian ini.

Penanganan medis yang tepat bisa membawa perubahan besar pada hidup seseorang. Bahkan bisa berdampak pada hidup dan mati seseorang. Untuk itu, Anda perlu mengenali gejala strok yang terjadi pada orang disekitar Anda maupun terhadap diri sendiri. 

Gejala strok umumnya tidak terasa menyakitkan. Awalnya, gejala strok akan muncul dengan tanda penglihatan yang kabur atau kehilangan sebagian penglihatan. Setelah itu, strok akan ditandai dengan keadaan tubuh yang lemas, kurang keseimbangan, mati rasa, hingga kesemutan pada tubuh maupun wajah. 

Baca Juga : Pengamat Penerbangan: Ada Dua Kemungkinan Penyebab Jatuhnya Lion Air JT-610

Bila kaki mulai terasa lemas, maka hal tersebut akan berdampak pada kemampuan berjalan yang terganggu. Sedangkan lemas pada lengan akan membuat bahu menjadi tidak seimbang. Bila terjadi pada wajah, akan membuat wajah tampak tidak sama, kelopak mata menurun dan ucapan yang seringkali tidak jelas. 

Namun dalam beberapa kasus, tanda-tanda strok muncul dengan gejala yang berbeda. Pusing tiba-tiba, sakit kepala berat, kesulitan berbicara, dan linglung menjadi penanda. Bila gejala tersebut muncul, sebaiknya Anda segera menghubungi layanan darurat atau rumah sakit. Beri tahukan juga orang di sekitar Anda.

Walaupun gejala-gejala di atas dapat kita ingat dengan mudah, tetapi pada faktanya kita seringkali kesulitan untuk menyadarinya. Apalagi banyak tanda strok yang muncul bersamaan dengan tanda neurologis lainnya. Beberapa kondisi bahkan sering disalahartikan dengan strok, seperti, kejang-kejang, tumor otak, penggunaan obat, efek samping obat, serangan jantung, detak jantung tidak teratur, dan tekanan darah yang sangat rendah.

Seringkali ketika sudah mengalami pusing, mati rasa, kesemutan atau perubahan pada penglihatan, mereka akan mengabaikannya karena tidak merasakan sakit. Padahal, nyeri bukanlah sifat utama dari strok. 

Banyak orang yang tidak ingin merepotkan dirinya sendiri dan keluarga, sehingga lebih memilih untuk mengabaikan gejala tersebut. Padahal, perawatan efektif dari strok dan penanganan strok telah berkembang pesat, sehingga Anda dapat dengan segera diberikan penanganan untuk memulihkan kondisi tubuh.

Baca Juga : Terlalu Banyak Makan Jengkol Dapat Menyebabkan Gagal Ginjal?

Strok sangat berdampak pada fungsi sensor, motor, dan penglihatan, karena itu sebaiknya Anda tidak mengemudi bila Anda merasa menderita strok. Hal yang sama juga berlaku untuk tidak membiarkan seseorang yang menderita strok mengemudikan kendaraannya. 

Banyak penderita strok yang tidak dapat mendeskripsikan gejala mereka. Oleh karena itu, bila seseorang telah mengetahui perubahan yang terjadi, maka mereka bisa dengan segera memberitahukannya kepada tenaga medis. Umumnya, denyut nadi dan napas akan segera diperiksa ketika bantuan medis tiba.

Pemeriksaan saraf yang dilakukan kemudian, akan memberikan informasi yang lebih rinci dan mendalam terhadap kesehatan pasien.