Satelit Pertama untuk Mempelajari Perubahan Iklim Berhasil Diluncurkan

By Nesa Alicia, Jumat, 2 November 2018 | 16:05 WIB
Roket Long March-2C ()

Nationalgeographic.co.id - Tiongkok telah meluncurkan China-France Oceanography Satellite (CFOSAT), pada Senin (29/10/2018). Satelit seberat 650 kilogram ini adalah yang pertama kali dibangun Tiongkok bersama dengan Prancis.

CFOSAT memungkinkan para ilmuwan untuk memprediksi perubahan iklim dengan memantau angin dan gelombang permukaan laut.

Mesin ini  dilengkapi dengan dua radar, yaitu spektrometer SWIM buatan Perancis, yang akan mengukur arah dan panjang gelombang, serta SCAT buatan Tiongkok, sebuah scatterometer yang akan menganalisa gaya dan arah angin.

Baca Juga : Yarchagumba, Jamur Ulat yang Terancam Punah Akibat Perubahan Iklim

Perancang utama satelit, Wang Lili, mengatakan, dengan adanya satelit ini, para ilmuwan dapat mengumpulkan informasi tentang angin dan gelombang di lokasi yang sama secara berbarengan. 

"Ini akan membantu meningkatkan pengamatan dan prediksi seperti gelombang besar dan badai tropis serta memberikan keamanan untuk operasi lepas pantai, navigasi kapal, dan perikanan," kata Zhao Jian,  pejabat senior di Administrasi Ruang Angkasa Nasional Tiongkok.

Baca Juga : Lima Penemuan Brilian yang Memudahkan Traveling, Apa Sajakah?

Administrasi Sains, Teknologi dan Industri Pertahanan Nasional Tiongkok melaporkan, sebuah roket Long March 2C berhasil diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Gurun Gobi pada pukul 12.43 GMT.

Roket tersebut telah menempatkan satelit CFOSAT ke orbit 520 kilometer (323 mil) di atas Bumi. Data kemudian akan dikumpulkan dan dianalisis Tiongkok dan Prancis.