Nationalgeographic.co.id - Fotografer, sebutan ini pada awalnya memang terkesan hanya dikhususkan bagi seseorang yang memang menguasai semua hal terkait dunia fotografi. Bahkan hampir semua orang akan tergambar tentang seseorang dengan dua buah kamera DSLR yang terpasang lensa-lensa besar. Namun, pada faktanya, selain memiliki arti asli "tukang potret" atau "juru foto", fotografer saat ini juga seringkali memotret dengan sebuah ponsel pintar. Tidak hanya dengan kamera besar.
Bukan tanpa alasan bila seorang fotografer saat ini lebih sering menggunakan kamera yang lebih kecil. Perkembangan teknologi seputar dunia yang menggunakan cahaya sebagai nyawa ini memang tengah berkembang pesat. Hasil gambar yang bagus tidak hanya dimiliki oleh kamera DSLR ataupun mirrorless, sebuah ponsel pintar pun juga telah dibekali kamera dan sistem pendukung yang baik. Semua orang pun bisa menghasilkan foto yang bagus.
Sedikit menengok ke belakang, beberapa waktu yang lalu santer terdengar mengenai kemunculan sebuah ponsel pintar dengan berbagai keunggulan. Salah satunya adalah keunggulan dalam fitur kameranya. Honor 8X. Ponsel pintar berlayar besar yang resmi dirilis di Indonesia pada tanggal 5 September 2018 lalu.
Baca Juga : Ma'nene, Ritual Mengganti Pakaian Mayat Nenek Moyang di Toraja
Redaksi National Geographic Indonesia pun sempat menjajal gawai yang diproduksi dalam dua ukuran ini. Pada perjumpaan pertama kami, kejernihan dan kecerahan layar Honor 8X adalah hal pertama yang menjadi perhatian utama. Bukan tanpa alasan, warna yang tampak pada layar Honor 8X memang tampak menjanjikan. Maklum, kami memang terbiasa dengan hasil-hasil foto yang apik, sehingga cukup terkejut melihat hal serupa dalam sebuah ponsel. Terlebih ponsel pintar asal negeri bambu ini dibanderol dengan harga yang terjangkau.
Tanpa berpikir panjang kami pun mencoba fitur kamera yang disematkan di dalamnya. ikon "AI" yang terletak pada bagian atas kanan layar menggoda kami untuk menyentuhnya. Notifikasi "AI Photography Enabled," pun muncul. Meski begitu, kami belum memahami betul maksud dari fitur ini. Hingga akhirnya ikon sendok-garpu muncul saat kami membidik makanan, dan ikon portrait muncul saat kami membidik seseorang. Fitur AI ini rupanya memang fitur cerdas dari sang gawai. Tahu kapan sebuah mode pengambilan gambar aktif sesuai subjeknya.
Fotografer kami pun menjajalnya dengan memotret banyak hal di sepanjang Jalan Sudirman, Menteng, hingga Monumen Nasional. Tujuannya hanya satu, mencoba kemampuan pengambilan gambar dalam situasi minim cahaya. Layaknya sebuah kamera profesional, Honor 8X memiliki berbagai mode pengambilan gambar, Light Painting, hingga mode Pro, semua tersedia.
Fitur wajib sebuah kamera juga tersematkan di dalamnya, tetapi kami merasa bahwa fitur-fitur seperti Light Painting, dan mode manual penuh lah yang perlu dicoba. Mengingat fitur-fitur seperti ini belum tentu tersedia dalam ponsel lainnya. Fitur pertama yang kami coba adalah Light Painting. Mudah sekali menggunakannya. Dengan visual real-time, kami dapat dengan mudah "menggoreskan" cahaya ke dalam kamera Honor 8X. Hasilnya? Panorama perkotaan malam dari ketinggian pun kami hias dengan permainan garis-garis cahaya.
Dengan impresi yang baik pada fitur pertama yang kami coba, Honor 8X semakin terasa nyaman digenggam walaupun berukuran besar. Mungkin karena kami sudah disenangkan dengan fitur-fitur kamera yang memang tidak dapat diabaikan tadi.