Decompression Sickness, Penyebab Kematian Penyelam Syachrul Anto

By Loretta Novelia Putri, Senin, 5 November 2018 | 13:14 WIB
kapal karet milik Basarnas mencari beberapa puing dan korban jatuhnya pesawat lion air JT 610 (DEVINA HALIM)

Nationalgeographic.co.id - Penyelam Indonesian Diver Rescue Team, Syachrul Anto, meninggal dunia dalam tugas penyelamatan evakuasi Lion Air PK-LQP JT610, pada Jumat (2/11) lalu. 

Dilansir dari Kompas.com, Kolonel Laut Isswarto, Komandan Satuan Tugas SAR, mengatakan, Syachrul meninggal karena mengalami decompression sickness atau penyakit dekompresi.

Dekompresi atau yang dikenal sebagai barotrauma adalah masalah medis yang timbul dari efek transisi cepat dari lingkungan bertekanan tinggi ke tekanan lebih rendah. Hal tersebut tidak hanya berisiko pada penyelam saja, tetapi juga berisiko pada astronot dan pilot.

Baca Juga : Inilah yang Terjadi Pada Tubuh Jika Mengurangi Konsumsi Karbohidrat

Dalam kasus Syachrul, tekanan air lebih berat daripada udara. Menurut Encyclopaedia Britannica, ketika seseorang turun ke air, tekanan eksternal meningkat secara proposional dengan kedalamannya. Sedangkan, udara terkompresi yang dihirup sama dengan tekanan air di sekitarnya.

Yang berarti, semakin lama atau dalam seseorang menyelam maka semakin banyak gas terkompresi yang diserap oleh tubuh.

Komponen utama udara yang menyebabkan dekompresi adalah nitrogen. Berbeda dengan oksigen yang diserap oleh sel-sel dalam tubuh, nitrogen hanya bisa terakumulasi dalam tubuh sehingga jaringan jenuh pada tekanan lingkungan tertentu. Lalu, ketika tekanan menurun, kelebihan nitrogen tersebut dilepaskan.

Namun, ketika penyelam terlalu cepat naik ke permukaan, perubahan tekanan yang mendadak tersebut yang menyebabkan penyakit dekompresi.

Hawaii Journal of Medicine and Public Health dalam makalahnya yang dipublikasikan pada tahun 2014, mengatakan walaupun teknologi penyelaman telah berkembang tetapi penyakit dekompresi masih sering ditemukan.

Selama terjadinya dekompresi, ada pembebasan gelembung-gelembung gas nitrogen dalam jaringan atau darah. Gejala tersebut sering hilang dengan sendirinya. Namun, pada keadaan tertentu, gelembung gas tersebut dapat menyebabkan kematian atau kerusakan neurologis permanen.

"Itu karena gelembung gas bisa menyebabkan efek mekanik langsung seperti distorsi jaringan atau gangguan, atau iskemia dengan memblokir pembuluh darah atau meningkatkan tekanan jaringan yang merusak perfusi," ucap Jenifer Hall.

Keparahan penyakit dekompresi tersebut ditentukan oleh banyaknya gas yang terserap oleh tubuh.