Anjing Dapat Mendeteksi Malaria Pada Manusia Melalui Bau Kaus Kaki

By Nesa Alicia, Selasa, 6 November 2018 | 09:59 WIB
(CBCK-Christine)

Nationalgeographic.co.id - Hasil penelitian terbaru menunjukan bahwa anjing dapat dilatih untuk mendeteksi penyakit malaria pada manusia. 

Cara yang dilakukannya cukup unik, di mana anjing akan mengendus kaus kaki. Para ilmuan percaya bahwa anjing telah menunjukan kemampuan untuk mengidentifikasi adanya infeksi parasit.

"Temuan kami ini masih pada tahap awal. Namun, itu menunjukkan bahwa anjing dapat dilatih untuk mendeteksi orang yang terinfeksi malaria melalui bau kaus kaki mereka. Tingkat akurasinya cukup kredibel," kata Prof Steve Lindsay, salah satu ilmuwan dari Universitas Durham.

Ia menambahkan, ini dapat memberikan cara non-invasif untuk mendeteksi suatu penyakit. Tidak hanya itu, kemampuan anjing tersebut juga dapat membantu mencegah penyebaran malaria ke negara-negara lain.

Baca Juga : Tiongkok Bangun 'Ibu Kota Panda' yang Lebih Luas dari Disneyland

Studi dari Unit Dewan Penelitian Medis Gambia di London School of Hygiene dan Tropical Medicine ini dilakukan dengan mengumpulkan sampel kaus kaki dari anak-anak dengan parasit malaria di Gambia, Afrika Barat. 

Mereka juga dites apakah memiliki parasit malaria Plasmodium falciparum dalam darah mereka.

Anak-anak berusia 5 hingga 14 tahun tersebut kemudian diminta menggunakan kaus kaki nilon semalaman. 

Setelah itu, sampel kaus kaki dibawa ke Medical Detection Dogs (MDD) di Milton Keynes, di mana dua anjing, Sally jenis Labrador dan Lexi jenis golden retriever, dilatih untuk membedakan aroma anak-anak yang terinfeksi malaria dan mereka yang tidak terinfeksi.

Sebanyak 175 sampel kaus kaki yang diuji, termasuk dari 30 anak-anak yang positif malaria dan 145 dari anak-anak yang tidak terinfeksi.

Hasilnya menunjukkan bahwa kedua anjing tersebut dapat mengidentifikasi 70 persen sampel yang terinfeksi malaria dengan benar. Sally dan Lexi juga mampu mengidentifikasi 90 persen dari sampel tanpa parasit malaria.

"Ini adalah pertama kalinya kami melatih anjing untuk mendeteksi infeksi parasit dan kami senang dengan hasil awal ini," ujar Dr Claire Tamu, penulis studi dan kepala eksekutif MDD.

Baca Juga : Peneliti Temukan Asal Penyebaran Virus HIV, Dari Negara Manakah?

Menurut World Health Organization (WHO), hampir setengah populasi dunia berisiko terkena malaria. 

Pada tahun 2016, diperkirakan terdapat 216 juta kasus malaria--mengalami peningkatan sebanyak lima juta kasus dibandingkan tahun sebelumnya. Diperkirakan ada 445.000 kematian akibat malaria dan sekitar 90 persen kasus berada di Afrika Sub-Sahara.

Penyakit malaria disebabkan oleh parasit yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. 

Para peneliti berharap, anjing pelacak dapat dilatih untuk menghentikan penyebaran malaria sehingga membantu penderita mendapatkan perawatan lebih dini.