Menggantung Kepala Musuh, Cara Bangsa Celtic Kuno Rayakan Kemenangan

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 8 November 2018 | 17:47 WIB
Potongan tengkorak yang ditemukan di situs Celtic. (Fouille Programmée Le Cailar-UMR5140-ASM)

Nationalgeographic.co.id – Bangsa Celtic Kuno merayakan penaklukkan mereka dengan cara yang ekstrem: yakni dengan menggantung kepala korbannya yang telah putus di leher kuda. Mengarak ‘piala-piala’ berdarah itu sepanjang jalan.

Teks Yunani dan Romawi Kuno menyatakan bahwa bangsa Celtic di wilayah Gaul—sekarang dikenal sebagai Prancis dan sekitarnya—memotong kepala musuhnya setelah pertempuran, kemudian membawanya ke rumah sebagai ‘trofi’.

Patung-patung dengan gambar praktik tersebut—yang ditemukan di permukiman Entremont di selatan Prancis—juga semakin menguatkan kisah keji ini.

Baca Juga : Gambar Hewan Tertua Dari 40 Ribu Tahun Lalu Ditemukan di Kalimantan

Menurut Réjane Roure, arkeolog dari Valéry University of Montpellier, bangsa Celtic kerap membalsem dan mengawetkan penggalan kepala korban. Alasan mereka memajangnya di rumah adalah sebagai simbol kemenangan, status, dan kekuasaan. Juga untuk menakuti musuh-musuhnya.

Saat ini, para arkeolog telah menemukan bukti mengerikan yang mendukung teori tersebut: sebuah kepala putus yang telah diawetkan dari dua ribu tahun lalu. Hal ini mereka sampaikan pada Journal of Archaeological Science.

Para peneliti menganalisis potongan tengkorak yang ditemukan di situs bangsa Celtic, Le Cailar, di Prancis. Wilayah yang terhubung ke Sungai Rhône tersebut dulunya merupakan pelabuhan bagi para pedagang Mediterania.

Dari 2003 hingga 2013, para ilmuwan di situs Le Cailar menggali sekitar 50 tengkorak yang hancur menjadi 2.500 bagian. Rangka kepala manusia itu ditemukan di samping senjata dan gerbang permukiman.

Menurut peneliti, penempatan kepala dan senjata di sana membuktikan bahwa mereka dipajang di ruang besar nan terbuka—kemungkinan sengaja dipamerkan.

Baca Juga : Mengenal V1, Bom Terbang Peninggalan Nazi yang Ditemukan di Inggris

Para ilmuwan, secara kimiawi, menganalisis 11 fragmen tengkorak untuk melihat apakah mereka memiliki jejak pembalseman. Enam fragmen mengandung tanda-tanda resin konifer, bersama dengan molekul yang hanya ada ketika getah pohon pinus dipanaskan sampai suhu tinggi.

Peneliti mengatakan, ini pertama kalinya analisis kimia berhasil membuktikan bahwa bangsa Celtic mengawetkan kepala manusia pada Zaman Besi.