Benarkah Piramida Dibangun dengan Bantuan Makhluk Asing? Temuan Terbaru Menjawabnya

By Loretta Novelia Putri, Selasa, 13 November 2018 | 13:36 WIB
ilustrasi piramida (sculpies)

Nationalgeographic.co.id - Piramida Agung Giza dibangun sekitar 4.500 tahun lalu dan masih berdiri kokoh sampai saat ini. Tidak heran produk budaya ini masih menyisakan misteri di dalamnya. Selama berabad-abad lamanya, terdapat perdebatan mengenai bagaimana sebenarnya orang Mesir kuno dapat membangun struktur piramida tersebut.

Salah satu kepercayaan yang berkembang adalah adanya bantuan dari makhluk asing. Hal ini kemudian dikaitkan dengan temuan terdahulu mengenai gambar-gambar tua yang terdapat di sana. Namun apakah teori ini masuk akal dan benar?

Tim peneliti dari French Institute for Oriental Archaeology di Kairo dan University of Liverpool di Inggris, menyumbangkan satu gagasan terkait pembangunan piramida ini. Mereka menemukan bukti yang bisa menjadi titik terang mengenai konstruksi piramida.

Baca Juga : Berkaki Delapan dan Memiliki Kepala Menyerupai Kepala Anjing

Dalam rilisnya, Kementrian Kepurbakalaan Mesir mengatakan bahwa para arkeolog menemukan sisa-sisa dari sistem unik yang digunakan untuk mengangkut dan memindahkan blok batu. Seperti yang kita ketahui, bebatuan yang digunakan dalam piramida ini memiliki ukuran yang sangat besar. Temuan ini berasal dari tambang batu pualam bernama Hatnub yang berada di daerah gurun bagian timur.

Walaupun kebanyakan Piramida Besar terbuat dari batu kapur, orang Mesir biasanya menggunakan batu pualam untuk beberapa fitur, seperti lantai, patung, peti mati, dan vas.

Sistem yang ditemukan oleh para arkeolog untuk memindahkan pualam tersebut terdiri dari jalan utama dan dikelilingi oleh dua tangga berisi beberapa lubang tiang.

"Dengan menggunakan kereta luncur, orang Mesir kuno mampu menarik blok-blok pualam keluar dari tambang di lereng yang sangat curam," ucap Yannis Gourdon, seorang arkeolog.

Tali yang terpasang pada kereta luncur akan membuat lebih mudah kereta untuk ditarik di jalanan. Sistem tersebut merupakan yang pertama kalinya ditemukan di tambang Mesir kuno. Maka, penemuan tersebut dapat memberikan wawasan mengenai misteri bagaimana blok batu kapur besar, yang membentuk sebagian besar piramida, akhirnya dapat dipindahkan.

"Sistem semacam ini tidak pernah ditemukan di tempat lain. Dan temuan ini membuktikan bahwa sistem pengangkutan ini sudah ada setidaknya sejak pemerintahan Khufu, pembangun Piramida Besar Giza," ucap Gourdon seperti dilansir dari Kompas.com pada Selasa (13/11/2018).

Itu berarti selama pada masa pemerintahan Khufu, orang Mesir kuno sudah mengetahui bagaimana memindahkan batu-batu besar dengan memanfaatkan lereng yang sangat curam. "Oleh karena itu, mereka bisa menggunakannya untuk pembangunan piramidanya," ucap Gourdon.

Penemuan ini mendukung hipotesis konstruksi yang menyatakan bahwa piramida dibangun dengan cara memindahkan batu-batu besar dari tambang, dengan cara ditarik dan diangkat. Namun, sebelum ini terdapat banyak ketidaksepakatan mengenai hipotesis tersebut.

Terdapat banyak perdebatan mengenai tenaga kerja yang digunakan. Orang Yunani kuno berpikir bahwa Piramida Besar dibangun dengan menggunakan tenaga kerja sekitar 100.000 orang.