Siang Hari Merupakan Waktu Terbaik Tubuh Dalam Membakar Kalori

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 12 November 2018 | 11:28 WIB
Ilustrasi (vadimguzhva/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Sebuah studi terbaru menyatakan bahwa jam internal tubuh tidak hanya berperan pada siklus tidur, tapi juga ketika tubuh membakar kalori.

Menurut penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Current Biology, orang-orang membakar sekitar 10% kalorinya lebih banyak pada sore hari dibanding pagi.

“Fakta bahwa aktivitas yang sama bisa membakar kalori lebih banyak di waktu tertentu sangat mengejutkan,” kata Kirsi-Marja Zitting pemimpin penelitian dari Division of Sleep and Circadian Disorders at Brigham and Women's Hospital and Harvard Medical School, dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga : Hidup Tanpa Stres Selama Seminggu, Beberapa Hal Ini Akan Terjadi pada Anda

Penemuan terbaru ini mungkin membantu menjelaskan mengapa para pekerja sif malam memiliki risiko obesitas yang tinggi. Sebab, jadwal semacam itu tidak selaras dengan jam internal yang memberitahu kapan tubuh harus tidur dan makan.

“Ada kemungkinan pengeluaran energi yang lebih rendah dapat membuat Anda cenderung menambah berat badan,” kata Jeanne Duffy, peneliti seniori di Division of Sleep and Circadian Disorders at Brigham and Women's Hospital.

Meskipun studi terbaru ini tidak secara spesifik menjelaskan gagasan tersebut, tetapi secara umum, orang-orang mengalami kenaikan berat badan ketika mengonsumsi lebih banyak kalori dibanding dengan yang dibakar.

Laboratorium tanpa jendela

Untuk penelitian ini, para ilmuwan berusaha melihat bagaimana jam internal tubuh memengaruhi metabolisme—memisahkan kadar aktivitas, kebiasaan makan dan tidur seseorang.

Mereka merekrut tujuh partisipan untuk menghabiskan waktu selama satu bulan di laboratorium tanpa mengetahui waktu sebenarnya di luar sana. Ruangan laboratorium tidak memiliki jam maupun jendela dan para partisipan tidak diperbolehkan mengakses ponsel atau internet. Orang-orang ini diberi jadwal spesifik untuk tidur, bangun dan makan.

Setiap malam, mereka tidur empat jam lebih lambat dari malam sebelumnya dan melakukan kebiasaan ini selama tiga minggu. Perubahan waktu ini adalah apa yang biasa dialami seseorang jika ia berkeliling dunia dalam seminggu.  

“Karena melakukan hal yang sama seperti mengitari dunia, jam internal mereka tidak dapat mengikutinya. Dengan kata lain, jam tubuh ‘terombang-ambing pada kecepatannya sendiri’ atau memiliki waktu internalnya tanpa bergantung pada syarat eksternal. Ini memungkinkan kami untuk mengukur tingkat metabolisme pada ‘waktu biologis’ yang berbeda,” papar Duffy. (Waktu ‘biologis’ mengacu pada jam internal seseorang, terlepas dari waktu sebenarnya).