Meniru Proses Fusi Nuklir, Tiongkok Ciptakan Matahari Buatan

By Nesa Alicia, Jumat, 16 November 2018 | 12:15 WIB
(raspirator)

Nationalgeographic.co.id - Tiongkok berencana membuat matahari buatan dengan suhu enam kali lebih panas dari matahari.

Padahal, bulan lalu, negara ini juga berniat meluncurkan bulan buatan ke luar angkasa sebagai pengganti lampu jalan. 

Tim ilmuwan dari Institut Plasma Fisika China menjelaskan, matahari buatan bernama Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) tersebut nantinya akan menghasilkan energi dari proses fusi nuklir yang biasanya hanya terjadi dari Matahari. Suhunya sendiri mencapai 100 juta derajat Celsius sehingga dapat mempertahankan fusi.

Baca Juga : Ini yang Akan Terjadi Jika Dua Galaksi di Alam Semesta Bertabrakan

Associate Professor dari Australian National University, Matthew Hole, mengatakan bahwa matahari buatan ini merupakan langkah penting untuk ilmu fusi nuklir.

"Ini tentu langkah yang signifikan untuk program fusi nuklir Tiongkok dan perkembangan penting bagi seluruh dunia," kata Hole, dilansir dari ABC.net.

Ia menambahkan, pengembangan reaktor fusi bisa menjadi solusi untuk masalah energi global. Itu dapat menghindari risiko keamanan yang kerap terjadi pada reaktor fusi nuklir yang saat ini banyak digunakan.

Reaktor ini juga dapat menjadi senjata yang berbahaya dan rentan mengalami kerusakan akibat bencana alam. 

Untuk saat ini, pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh dunia bergantung pada fusi nuklir. Aton uranium akan dipecah untuk menghasilkan energi dari pemecahan tersebut. 

Reaksi fusi nuklir akan dilakukan dengan cara sebaliknya, di mana dua atom atau lebih akan digabungkan menjadi satu. 

Cara untuk mencapai fusi nuklir di Bumi dilakukan dengan menggunakan tokamak, alat yang dirancang untuk meniru proses fusi nuklir alamiah di matahari dan bintang.

Baca Juga : Kebakaran Besar di Hutan Califiornia: 56 Tewas, Ratusan Orang Hilang

Reaktor EAST memiliki tinggi 11 meter, diameter 8 meter, dan berat sekitar 360 ton. 

Tim peneliti mengatakan, mereka mampu mencapai suhu 100 juta derajat celcius melalui berbagai teknik baru dalam pemanasan dan pengaturan plasma, meski suhu hanya dapat dipertahankan selama sekitar 10 detik.

Menurut Institut Fisika Plasma China, temuan ini menjadi bukti bahwa mencapai 100 juta derajat Celcius merupakan hal yang mungkin. 

Hole mengatakan bahwa fusi nuklir ini telah menarik investor dari negara-negara di seluruh dunia. 

Menurutnya, pencapaian EAST sangat penting untuk pengembangan percobaan besar berikutnya dalam ilmu fusi nuklir global, yaitu International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER).

Saat ini, ITER sedang dibangun di Perancis selatan dan merupakan kerja sama dari 35 negara, termasuk Tiongkok. ITER diharapkan dapat  membuat plasma pertamanya dan memulai operasinya pada tahun 2025 mendatang.