Intisari-Online.com – Dunia memang menyimpan banyak rahasia yang belum bisa dipahami oleh manusia. Penemuan seperti piramid, kota bawah tanah, ataupun penemuan-penemuan lainnya yang ditemukan oleh arkeolog, justru menambah pertanyaan baru mengenai kehidupan manusia di masa lalu. Memang, penemuan apa saja yang justru membuka pertanyaan baru tersebut?
Berikut 10 penemuan arkeolog yang masih belum terpecahkan:
6. Situs Kuno Pumapunku
Pumapunku atau Puma Punku merupakan bagian dari suatu komplek besar yang berada di Tiwanaku, Bolivia. Benda ini terbuat dari batu yang ukurannya sangat besar dan beratnya bisa mencapai 100-150 ton.
Uniknya, di situs Pumapunku ini, satu buah batu berdiri sejajar dengan bebatuan lainnya, sehingga membentuk deretan batu yang berbentuk seperti pagar. Selain itu, deretan batu ini juga sangat rapat karena satu dengan lainnya saling mengunci. Teknologi zaman itu diyakini belum mampu membuat benda seperti ini.
Disamping itu, peneliti percaya bahwa manusia pada zaman itu tidak mungkin mampu membawa batu seberat itu tanpa menggunakan alat apapun. Sedangkan saat itu, merekapun belum mengenal alat pengangkut barang yang menggunakan roda.
7. Situs Plain of Jars
Plain of Jars merupakan salah satu situs pariwisata yang diandalkan oleh negara Laos. Situs yang bertempat di Dataran Xieng Khouang, Laos ini memang menyajikan pemandangan yang tak biasa karena benda peninggalan yang terdapat di tempat ini.
Sesuai dengan namanya ‘Plain of Jars’, yang bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia yakni dataran guci atau kendi. Tempat ini memang dipenuhi oleh guci beragam ukuran yang setengah tertimbun. Rata- rata, setiap guci memiliki tinggi 1 meter dan berdiameter 3 meter.
Hingga saat ini peneliti masih belum bisa menemukan mengapa benda ini dibuat. Tidak adanya catatan sejarah mengenai asal usul benda ini, membuat peneliti saat ini hanya bisa berpegang pada legenda masyarakat setempat, dimana mereka berkata bahwa guci ini merupakan tempat penyimpanan arak beras yang dipersiapkan warga untuk mempersiapkan jatuhnya pemimpin lalim yang menguasai daerah tersebut pada zaman itu.
Penulis | : | Rafael Ryandika |
Editor | : | Rafael Ryandika |
KOMENTAR