Nationalgeographic.co.id - Rasanya hampir setiap hari kita mendengar saran untuk banyak mengonsumsi air demi menjaga kesehatan dan kebugaran badan. Ketika terlalu sedikit minum, manusia akan mengalami dehidrasi dan dapat membahayakan tubuh.
Namun, sama seperti kurang minum, mengonsumsi terlalu banyak air juga dapat membahayakan tubuh. Terutama bagi otak.
Meminum air terlalu banyak daripada yang bisa diproses oleh ginjal dapat membuat kadar natrium dalam darah tidak seimbang. Hal tersebut disebut dengan istilah keracunan air.
Dalam beberapa kasus ekstrem, terlalu banyak minum dapat menyebabkan kerusakan pada otak, koma, hingga kematian.
Baca Juga : Mengapa Tangan Berkeringat Ketika Merasa Gugup? Ini Penjelasannya
Dilansir dari Kompas.com pada Selasa (27/11/2018), ginjal manusia hanya dapat memproses 800 hingga 1.000 mililiter air per jam.
Jika manusia meminum lebih banyak dari batas yang telah ditentukan tanpa muntah, maka ada bahaya yang akan mengintai tubuh dan otak manusia. Air yang masuk ke dalam tubuh lebih cepat dibandingan dengan kemampuan ginjal mengolah air yang masuk.
Dalam keadaan normal, sel tubuh dikelilingi oleh larutan yang terbentuk dari natrium dan air yang seimbang. Larutan tersebut akan mengalir masuk dan keluar melalui lubang kecil di membran sel.
Hal tersebut lah yang menjaga konsentrasi natrium, baik di dalam maupun di luar sel agar tetap seimbang. Namun, ketika manusia meminum terlalu banyak air, konsentrasi larutan tersebut menjadi terdilusi atau tidak seimbang. Larutan tersebut menjadi tidak cukup asin.
Sayangnya, hal itu justru akan menyebabkan sel-sel membengkak.
Seperti yang terjadi pada sel tubuh, kelebihan air akan membuat sel pada otak akan membengkak. Namun, kejadiannya menjadi lain karena tengkorak manusia adalah tulang yang tidak dapat melebar.
Jadi, ketika otak membengkak, ia akan menekan tengkorak. Akibanya Anda akan merasakan sakit kepala, kebingungan, dan mengantuk.
Source | : | Kompas.com,Business Insider |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR