Nationalgeographic.co.id - Keindahan alam dan daya tarik wisata Tanjung Lesung membuat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kini berusaha mengembangkan wilayah tersebut. Tanjung Lesung kini ditetapkan sebagai satu dari 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) prioritas oleh Pemerintah. Tujuannya adalah agar ia bisa menjadi salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dengan kata lain, Tanjung Lesung bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru bagi Provinsi Banten bagian selatan.
Untuk mendukung hal tersebut, Kementerian PUPR juga mengembangkan wisata berbasis pembangunan desa dan ekonomi kerakyatan di lingkungan sekitarnya. Salah satu targetnya adalah meningkatkan potensi wisata batik di Kampung Cikadu.
Batik khas Pandeglang
Kampung Cikadu sendiri terletak di Desa Tanjungjaya, Pandeglang, Banten–sekitar delapan kilometer dari pantai Tanjung Lesung. Nama kampung ini mulai terkenal ketika Tanjung Lesung disebut-sebut sebagai salah satu destinasi "10 Bali Baru".
Selain itu, kepopuleran Cikadu meningkat dengan hadirnya karya kreatif berupa batik dengan motif khas Pandeglang. Batik Cikadu pun akhirnya menjadi daya tarik wisata dari kampung tersebut.
Baca Juga : Pengembangan Kawasan Tanjung Lesung Sebagai Kawasan Ekonomi Khusus
Jika ingin melihat para pengrajin serta kain batik yang khas dari wilayah ini, Anda bisa mengunjungi Sanggar Batik Cikadu yang dirintis oleh Toto Rusmaya.
Dilansir dari jelajahnusa.com, ada sekitar 65 pengrajin yang sudah terdidik, terlatih, dan terampil, mengerjakan batik. Ada sekitar 110 motif batik yang dikembangkan di sanggar tersebut–terdiri dari 60 motif batik cap dan 50 motif batik tulis. Motif batik mencakup potensi alam, seni dan budaya daerah Pandeglang seperti motif badak, biota laut dan gondang lesung. Motif badak bercula satu dan gondang lesung paling banyak diminati karena kekhasannya.
Dengan berkembangnya Kampung Cikadu bersama wisata batiknya, secara tidak langsung itu juga memberdayakan potensi masyarakat setempat. Apabila mampir ke sini, jangan lupa untuk membeli batik Cikadu sebagai buah tangan.
“Sanggar ini sebagai tempat pemberdayaan kreativitas masyarakat untuk belajar dan berekspresi dalam membatik. Semua pengrajin berasal dari Kampung Cikadu dan sekitarnya yang masih berada di Desa Tanjungjaya,” papar Toto kepada jelajahnusa.com.
Pasar Berbatik Cikadu
Belum lama ini, komunitas GenPI Banten meresmikan Pasar Berbatik Cikadu sebagai destinasi digital terbaru. Pasar ini diluncurkan oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya, pada 28 September lalu–bertepatan dengan Festival Pesona Tanjung Lesung 2018.
Arief berharap, pasar digital ke-23 tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh warga Cikadu untuk mengembangkan pariwisata dan memasarkan batiknya agar dapat mengangkat perekonomian sekitar.
Baca Juga : Tenggelam dalam Ketenangan dan Keindahan Alam Tanjung Lesung
Selain bisa melihat batik khas Cikadu, di sini, Anda dapat menemukan nuansa unik dengan beberapa spot Instagramable untuk berfoto ria. Beberapa stan dihiasi dengan hiasan batik yang menambah daya tarik pasar tersebut.
Anda juga bisa mencicipi makanan tradisional seperti jajanan Gengsot khas Cikadu, Nasi Gadung, Keripik Gadung, Wajik, Kue Setan dan lainnya.
Pasar Berbatik Cikadu dapat Anda kunjungi setiap akhir pekan. Pada hari Sabtu, ia beroperasi pukul 12.00 hingga 22.00 WIB, sementara di hari Minggu dari pukul 07.00-12.00 WIB.
Source | : | Dari berbagai sumber |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR