Nationalgeographic.co.id - Polusi udara merupakan masalah yang sering ditemui di daerah perkotaan.
Di Korea Selatan, Presiden Moon Jae-in berencana menggunakan hujan buatan untuk menghalau polusi udara. Lebih lanjut, rencana ini disebut dengan "Penyemaian Awan".
Bahan kimia tertentu akan dilepaskan di udara menggunakan pesawat, mendorong terbentuknya tetesan air hujan. Saat jatuh, air hujan kemudian menarik partikel aerosol yang mencemari langit.
Baca Juga : Hal yang Harus Diperhatikan Agar Tidak Stres di Kantor Setelah Liburan
"Penyemaian Awan" ini dilakukan karena polusi udara di Korea Selatan sudah semakin parah. Di Seoul, tingkat konsentrasi debu halus sudah mencapai 136 mikrogram per meter kubik. Institut Penelitian Lingkungan Nasional Korea Selatan menilai, 75 dari 136 mikrogram per meter kubik debu halus ini sudah masuk ke dalam level "sangat buruk".
Berdasarkan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), standar udara yang baik adalah yang level partikulat (PM 2.5)-nya di bawah 25 mikrogram. Dengan kata lain, udara di Korea Selatan sudah dalam kondisi sangat parah.
Berdasarkan statistik WHO tahun lalu, 93% anak-anak berusia di bawah 15 tahun di seluruh dunia menghidup udara tercemar. Melihat hal tersebut, pemerintah Korea Selatan mulai menyediakan pembersih udara di sekolah-sekolah.
Baca Juga : 4 Kesamaan Kecelakaan Pesawat Ethiopian ET302 dengan Lion Air JT610
Hingga saat ini, belum ada bukti yang menandakan apakah Penyemaian Awan akan berhasil atau tidak. Sebelumnya, Korea Selatan juga pernah mencoba hujan buatan ini pada Januari lalu, tapi mengalami kegagalan.
Untuk percobaan kali ini, Korea Selatan bekerja sama dengan Tiongkok. Hujan buatan ini rencananya akan diturunkan diatas Laut Kuning, bagian barat semenanjung Korea. Diharapkan dapat benar-benar mengurangi polusi udara di sana.
Langkah lain yang dilakukan pemerintah Korea Selatan untuk mengatasi pencemaran udara adalah menutup pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang sudah cukup tua.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Nathania Kinanti |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR