Nationalgeographic.co.id - Menurut para ahli kesehatan, tuberkulosis bisa dimusnahkan dari Bumi pada 2045. Namun syaratnya, perang melawan penyakit ini harus didanai dengan cukup.
Dilansir dari voaindonesia.com, para peneliti mengatakan, pemeriksaan, perawatan, dan kesadaran masyarakat, sangat dibutuhkan untuk menurunkan lebih dari 10 juta kasus TBC per tahunnya.
Baca Juga : Antara Minum Kopi Panas dan Kopi Dingin, Mana yang Lebih Baik?
Diketahui bahwa tuberkulosis merupakan penyakit paru kronis yang menyebabkan 1,6 juta kematian setiap tahunnya.
"Jumlah ini sangat besar. Penyakit TB pun dapat menjadi beban ekonomi bagi negara berkembang maupun maju. Kita perlu strategi baru untuk mencegahnya," papar Eric Goosby, utusan khusus PBB untuk penyakit tersebut.
Studi yang dipublikasikan di jurnal The Lancet, menyatakan bahwa dana penelitian dan pengembangan tuberkulosis perlu dinaikkan empat kali lipat menjadi sekitar 3 miliar dollar AS jika penyakit ini ingin ditangani dengan baik.
Dikutip dari VOA Indonesia, Paula Fujiwara, direktur sains di The International Union Against Tuberculosis and Lung Disease mengatakan: “Kuncinya adalah lebih banyak penelitian dan alat baru. Jika menggunakan alat yang ada saat ini, tidak akan cukup. Tujuannya untuk memberantas tuberkulosis, tetapi penurunan saat ini hanya 1,5-2 persen per tahun.”
Hasil penelitian menunjukkan, dengan prosedur penanganan saat ini, sekitar 800 ribu pengidap TB masih memiliki risiko kematian akibat ketidakefisienan dan kesenjangan diagnosis.
Baca Juga : Mengapa Obat-obatan Harus Memiliki Tanggal Kedaluwarsa?
Namun, beberapa terobosan baru dalam beberapa bulan terakhir memberi harapan kepada pasien.
Oktober lalu, obat baru untuk jenis tuberkulosis yang kebal obat, menyembuhkan 80 persen penderita di Belarus. Hasil yang sama juga didapati ketika obat yang sama diberikan kepada penderita di negara-negara lain yang mempunyai kasus tinggi TB.
Sebulan sebelumnya, raksasa perusahaan obat GlaxoSmithKline mengungkap hasil kajian yang menunjukkan bahwa vaksin baru TB ampuh pada 54 persen peserta uji coba.
Menurut para dokter, metode baru pengujian bisa membantu mengurangi kematian 340 ribu balita akibat tuberkulosis setiap tahun.
Source | : | Voaindonesia.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR