Nationalgeographic.co.id - Kita dipisahkan oleh banyak pulau yang membentang, dari Sabang sampai Merauke dalam kebinekaaan alam dan budaya. Kini teknologi ikut berperan dalam mempersatukan warga di negeri kepulauan ini. Tiba saatnya suara dan citra hadir bersama merajut nusantra.
Kabupaten Kepulauhan Sangihe, berada paling utara di pulau Sulawesi di Sulawesi Utara, yang memiliki batas langsung dengan perairan internasional. Posisinya yang langsung di bibir Samudera Pasifik dan memiliki 105 pulau, diantaranya ada 26 pulau berpenghuni dan 79 pulau tak berpenghuni.
Salah satu wilayahnya yang terjauh dan terluar adalah Pulau Marore. Tak membutuhkan waktu berjam-jam untuk sampai ke Pulau Mindano, Filipina. Di sana warganya sudah bisa menikmati jaringan telekomunikasi, berupa jaringan wifi Nusantara dari BAKTI. Sehingga untuk berkomunikasi dengan dunia luar pun sudah bisa mereka akses.
Baca Juga: Warga Sangihe dan Tol Langit
Terdapat 17 Puskesmas dari 15 kecamatan, diantaranya sudah ada dua puskesmas yang memakai sistem rujukan online, yaitu Puskesmas Tahuna Timur di Kelurahan Tona I dan Puskesmas Manganitu di Desa Mala.
Dengan adanya Palapa Ring—Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah dan Palapa Ring Timur—kini memudahkan masyarakat, baik itu pelaku industri, pemerintahan, layanan publik, pendidikan maupun layanan kesehatan. Jarak dan waktu bukan lagi menjadi kendala dalam pengiriman informasi, saat ini bisa dilakukan dengan cepat.
Sejak di resmikan Januari lalu, jaringan serat optik Paket Tengah—yang meliputi Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara—mencakup 1.706 kilometer jaringan laut dan 1.289 jaringan darat. Di Kabupaten Kepulauan Sangihe, masyarakatnya menaruh harapan besar.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit Liun Kandahe, yang kini sebagai Surveior Akreditas Puskesmas, dokter Handry Pasandaran, bersyukur dengan masuknya jaringan telekomunikasi dan jaringan internet di Sangihe. Semisal pelayanan di kesehatan yang sudah memakai aplikasi dan memakai jaringan internet itu sudah sedikit terbantu, seperti pengimputan data Pcare BPJS meskipun kadang masih mengalami gangguan dan sangat lambat.
“Semoga jaringan telepon maupun jaringan internet di perluas jangkauannya dan kapasitasnya, karena sangat mempengaruhi kerja-kerja yang saat ini memakai aplikasi,” harap Handry.
Begitupun dengan pelayanan keungan, seperti Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) di Tahuna. Sangat bergantung kepada jaringan internet, kecepatan internet di daerah terluar Indonesia ini berdampak kepada pekerjaan di KPPN.
Sebagai instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) sudah menerapkan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN). menjadi bagian komponen terbesar modernisasi pengelolaan perbendaharaan Negara, dengan memfasilitasi kebutuhan proses pelayanan mulai dari sisi penganggaran dan penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat.
Menurut Pelaksana tugas (Plt) Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Tahuna, Teddy Tajudin. Saat pertama kalai mulai bekerja di Tahuna pada Tahun 2017 akses internet di Tahuna masih terbatas. Hanya di beberapa titik saja bisa mendapat akses 4G.
“KPPN Tahuna pernah mengalami gangguan internet sampai hampir satu minggu, sehingga pencairan dana APBN sama sekali tidak bisa diproses. Seringkali pegawai KPPN Tahuna perlu pergi ke pesisir pantai di daerah Boulevard hanya untuk membalas WhatsApp untuk berkoordinasi dengan satuan kerja,” kenang Teddy.
Masih menurut pria kelahiran Purwakrta ini, awal tahun 2018 internet di tahuna membaik. 4G dapat diakses secara merata di Tahuna. Kegiatan pencairan dana di KPPN Tahuna pun menjadi lancar seperti pada KPPN-KPPN lain.
Dan pada tahun 2018, Video Conference juga menjadi sarana komunikasi seluruh KPPN di Indonesia dengan Kantor Pusat DJPb mulai dilakukan. KPPN Tahuna dapat mengikutinya dengan sedikit gangguan seperti video yang tersendat dan suara yang putus-putus. Namun pertengahan tahun 2018 kecepatan internet mulai mengalami masalah, lambat. Sehingga mengganggu komunikasi dan proses pencairan dana di KPPN.
“Dengan adanya program pemerintah melalui “Tol Langit”, sinyal dan kecepatan internet yang memadai dapat dinikmati di seluruh wilayah Indonesia, sehingga tidak ada lagi kendala baik dalam menyelesaikan pekerjaan maupun untuk mengakses informasi,” harapnya.
Di kantornya, Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Kepulauan Sangihe, Ellenita E Kapal, menjelaskan dan memperlihatkan peta dan menujukkan titik lokasi yang terdapat jaringan wifi, termasuk sekolah yang sudah ada koneksi wifinya.
"SMK N 1 Tahuna yang dulunya hanya 2 Mbps, kini sudah di upgrade ke 3 Mbps, begitupun SMP N 1 Tahuna, dulunya hanya memakai 2 Mbps sekarang sudah 3 Mbps,"ungkapnya.
Baca Juga: Para Nelayan yang Menyiasati Arah Angin dengan Internet
Mantan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag) Humas Kabupaten Kepulauan Sangihe ini, agar jaringan internet di Sangihe bisa lebih ditingkatkan lagi jangkauannya dan kapasitasnya agar bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat. Utamanya untuk layanan publik, kesehatan dan pendidikan. Untuk lingkup pendidikan beberapa sekolah sudah melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
“berharap dengan adanya jaringan Palapa Ring ini, jaringan telekomunikasi bisa dinikmati masyarakat. Dan penambahan kapasitas serta jangkauannya, apalagi disini beberapa sekolah sudah menerapkan UNBK,” ujarnya.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR