Pemukiman yang padat dan kumuh menjadi salah satu faktor mudahnya organisme jahat untuk tumbuh.
Kabupaten Garut contohnya. Sekitar 7.000 rumah termasuk dalam kategori tidak layak huni karena cahaya matahari sulit memasuki rumah. Data tersebut juga didukung oleh jumlah penduduknya yang dihimpun Badan Pusat Statistik. Dari 2,7 juta jiwa penduduk pada 2019, kabupaten ini memiliki angka kemiskinan sebesar 235.190 orang. Fakta itu menjadi angka tertinggi kedua setelah Kota Bogor yang memiliki 395.030 warga miskin.
Dilansir dari Kompas.com, Bupati Kabupaten Garut Rudy Gunawan berkata bahwa mereka sedang mendapat banyak kendala, contohnya seperti persoalan rumah layak huni yang tidak punya ventilasi udara serta mandi, cuci, kakus (MCK).
Salah satu penyakit yang menjadi wabah khususnya di Kabupaten Garut ialah Tuberkulosis atau biasa yang kita kenal dengan TBC.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Obat yang Bisa Sembuhkan TBC dalam Waktu 6 Bulan
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gejala batuk berdahak yang berlangsung lama. Terkadang juga batuk yang mengeluarkan darah. Beberapa gejala lainnya yang biasa timbul ialah seperti demam, lemas, nafsu makan berkurang, dan nyeri di dada.
Sejauh ini, kasus yang ada di Garut diprediksi mencapai 17.700. Dengan angka 17.358 yang telah diperiksa, dan 4.788 orang jumlah pasien yang didiagnosis dan diobati.
Menurut Rudy, memang TBC menjadi salah satu penyakit yang menjadi fokus dalam penanganannya di Kabupaten Garut. Ada pun penyakit yang turut menjadi fokus penanganan ialah stunting dan penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Ada beberapa langkah pencegahan penyakit TBC yang dapat kita lakukan, seperti mengenakan masker saat berada di tempat ramai, menutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa, serta tidak membuang dahak atau meludah sembarangan. TBC juga dapat dicegah dengan pemberian vaksin.
Source | : | alodokter.com,Kompas.com |
Penulis | : | Aditya Driantama H |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR