Kumpulan gua juga berada di Taman Prasejarah Leang-Leang. Bahkan, beberapa di antaranya adalah sisa-sisa tempat tinggal bagi peradaban manusia purba. Saat itu, 44 ribu tahun silam, mereka menetap di pinggiran pantai purba yang kini menjelma kawasan pedalaman.
Bahkan menurut Alistair Pike dari University of Southampton kepada National Geographic, bahwa cetakan tangan di dinding tersebut lebih tua daripada cetakan tangan yang ditemukan di Eropa yang berusia sekitar 20.000 tahun.
Baca Juga: Gambar Figuratif Perburuan Tertua Berusia 44 Ribu Tahun Ditemukan di Sulawesi Selatan
Beberapa dinding yang di Leang-Leang menyisakan banyak cetakan-cetakan tangan manusia purba dan lukisan-lukisan tentang jumlah hewan buruan oleh manusia purba. Sedangkan pada lantai gua di kawasan ini juga ditemukan kjokkenmoddinger atau sampah makanan manusia purba yang berupa sisa-sisa kerang.
Sayangnya peninggalan-peninggalan nenek moyang kita itu lambat laun menghilang. Perilaku manusia yang mengubah ekosistem sekitar dan perubahan iklim diduga menjadi pemicu yang mempercepat pudarnya gambar-gambar cadas prasejarah.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR