Nationalgeographic.co.id - Hiu Paus (Rhincodon typus) adalah ikan terbesar di dunia yang diketahui memiliki ukuran sekitar 13 meter. Selama beberapa waktu, usia hiu paus menjadi misteri.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, para ilmuwan pun mencari tahu tentangnya. Namun, cara yang mereka lakukan tidak biasa, yakni melalui 'warisan' radioaktif dari uji bom nuklir selama Perang Dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet.
Seperti yang kita ketahui, hiu paus masuk ke dalam daftar spesies terancam punah menurut IUCN Red List. Untuk menerapkan strategi konservasi dan pengelolaan yang efektif, estimasi akurat mengenai usia dan tingkat pertumbuhannya perlu diketahui.
Baca Juga: Harimau di AS Positif COVID-19, Kasus Pertama Pada Satwa Liar
Namun, tidak seperti beberapa spesies ikan, hiu dan pari tidak memiliki struktur tulang kecil yang disebut otolith--organ yang dapat memperkirakan usia mereka.
Sebaliknya, pada hiu paus, petunjuknya terletak pada tulang belakang mereka. Setiap vertebra memiliki pita yang berbeda (seperti lingkaran/ring pada batang pohon), yang terbentuk saat hiu bertambah tua. Tetapi ada perbedaan mengenai tingkat di mana mereka diproduksi dengan beberapa studi yang mengatakan bahwa ring baru terbentuk setiap tahun, sementara penelitian yang lain mengatakan ring dihasilkan dua kali setahun.
Untuk mencari kebenaran, tim peneliti internasional telah menggunakan metode lain untuk memverifikasi laju ring, yakni dengan jumlah isotop karbon-14. Digunakan oleh para arkeolog untuk mengabadikan fosil, unsur radioaktif yang terjadi ini meluruh secara konstan dari waktu ke waktu. Jika ada peningkatan karbon-14 di sebuah lingkungan pada satu titik dalam kehidupan hiu, kita akan berharap peningkatan juga ditemukan di tulang yang dikembangkannya pada waktu itu.
Untuk penelitian ini, seperti pada jurnal yang dipublikasikan dalam Frontiers in Marine Science, tim melihat masa Perang Dingin (khususnya tahun 1950-an dan 60-an) ketika AS, Uni Soviet, Inggris, Prancis, dan China melakukan uji coba senjata nuklir. Hasil sampingan dari tes ini adalah penggandaan karbon-14 di atmosfer. Ini berhasil menembus samudera, melalui jaring makanan, dan kemudian ke organisme laut, menghasilkan tanda karbon-14 tinggi yang masih bertahan di lautan
Tim membandingkan data isotop karbon dari perkembangan ring di ruas dua hiu paus yang telah lama mati yang disimpan di Pakistan dan Taiwan dengan dua kronologi karbon-14 di permukaan air dan karang. Hal ini memungkinkan para peneliti untuk menentukan seberapa sering ring itu terbentuk di hiu paus, dan mengetahui berapa usia mereka.
"Kami menemukan bahwa pertumbuhan satu ring terbentuk setiap tahun," sebut Mark Meekan, seorang ilmuwan peneliti senior di Australian Institute of Marine Science, dilansir dari Scimex.
"Ini sangat penting, karena jika kita tidak tepat dalam menentukan umur dari hiu paus ini, strategi manajemen konservasi tidak akan berhasil, dan kita akan melihat populasi terus berkurang."
Source | : | IFL Science,frontiersin.org |
Penulis | : | Aditya Driantama H |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR