Nationalgeographic.co.id— Satu klik dari tetikus peranti kita bisa jadi berdampak buruk pada kehidupan dan keuangan kita sendiri. Kemajuan pesat di bidang kecerdasan artifisial memungkinkan peningkatan risiko penggunanya. Kecerdasan buatan ini bisa digunakan oleh orang yang berniat tidak baik untuk melakukan serangan peretasan otomatis.
Belakangan ini sebuah situs jual beli daring dilaporkan telah diretas. Data pribadi pelanggan berupa kata sandi, surat elektronik, tanggal lahir, nama, hingga jenis kelamin pun terancam jatuh di tangan orang yang tak bertanggung jawab. Peretasan itu dilaporkan terjadi pada pertengahan April silam.
Sementara itu Grubman Shire Meiselas & Sacks, sebuah firma hukum media dan hiburan terkemuka di Amerika Serikat, juga berhasil dibobol oleh peretas. Data personal milik selebritas papan atas dari Madonna, Elton John, sampai Lady Gaga berhasil diakses dan tersebar secara ilegal. Sang peretas mengklaim memiliki 756 gigabytes data termasuk kontrak dan email pribadi.
Kebocoran data konsumen terus terjadi. Semua insiden tersebut memunculkan gugatan, mengapa hal ini terus terjadi? Apakah data digital kita aman? Atau bahkan, apakah diri kita aman? Dan apa yang harus dilakukan penyedia layanan untuk melindungi data konsumen dengan lebih optimal?
Ikuti webinar "Konsumen Menggugat: Lindungi Data Kami!" yang akan membahas semua aspek kebocoran data, dan langkah apa yang harus dilakukan konsumen untuk dapat melindungi data pribadinya.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR